Oleh Universitas Cakrawala
•
12 October 2024
Agunan merupakan salah satu elemen kunci dalam proses pinjaman. Bagi yang ingin lebih memahami, ada dua kategori utama kredit berdasarkan jaminan yang diberikan, yaitu kredit dengan agunan dan kredit tanpa agunan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan agunan? Bagaimana dengan kredit tanpa agunan? Dan apa saja bentuk agunan yang paling umum di Indonesia?
Agunan adalah aset atau jaminan yang diserahkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan untuk melunasi pinjaman. Jika peminjam gagal membayar, agunan ini dapat diambil alih oleh pihak pemberi pinjaman untuk menutupi kerugian. Jenis agunan bisa berupa properti seperti rumah atau tanah, kendaraan, deposito, hingga barang berharga lainnya.
Sementara itu, kredit tanpa agunan adalah pinjaman yang tidak memerlukan jaminan fisik dari peminjam. Jenis kredit ini biasanya ditawarkan oleh lembaga keuangan seperti bank dan fintech, dan meskipun lebih mudah diakses, suku bunganya cenderung lebih tinggi karena resikonya juga lebih besar bagi pemberi pinjaman. Di Indonesia, bentuk agunan yang sering digunakan antara lain sertifikat tanah, BPKB kendaraan, atau emas. Memahami perbedaan antara kredit beragunan dan tanpa agunan sangat penting untuk memilih jenis pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan finansial kamu.
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dimiliki oleh debitur (peminjam) dan diserahkan kepada kreditur (pemberi pinjaman) sebagai jaminan. Menurut UU Perbankan No. 7 Tahun 1992, yang telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1(23), agunan merujuk pada kemampuan nasabah untuk melunasi kewajiban hutangnya sesuai kesepakatan yang dibuat.
Dalam dunia perbankan, istilah agunan umum digunakan dalam konteks pinjaman, termasuk dua jenis kredit utama: kredit tanpa agunan dan kredit beragunan. Kredit tanpa agunan memungkinkan nasabah memperoleh pinjaman tanpa harus menyerahkan jaminan. Sebaliknya, kredit beragunan mengharuskan nasabah untuk menyediakan aset sebagai jaminan.
Perlu dicatat, agunan adalah aset yang bisa dialihkan hak kepemilikannya. Jika peminjam tidak mampu melunasi hutangnya, pemberi pinjaman berhak mengambil alih aset tersebut. Contoh agunan mencakup benda bergerak, seperti mobil, dan benda tidak bergerak, seperti rumah atau properti lainnya. Aset-aset ini memberikan jaminan kepada pemberi pinjaman agar terhindar dari kerugian jika terjadi gagal bayar.
Jenis agunan terbagi menjadi dua kategori utama. Agunan bergerak dan agunan tidak bergerak. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis agunan:
Sebaliknya, agunan tidak bergerak adalah aset yang bersifat tetap dan tidak bisa dipindahkan. Contoh agunan tidak bergerak mencakup tanah, properti, emas, surat kontrak, hasil kebun atau ternak, hingga mesin-mesin pabrik. Jenis agunan ini beragam tergantung dari bentuk aset yang diajukan. Misalnya, jika agunan berupa hasil ternak, kreditur harus memberikan produk ternak dalam jumlah tertentu kepada debitur atau bank. Sementara itu, untuk agunan berupa properti, sertifikat rumah atau tanah menjadi dokumen yang harus diserahkan sebagai jaminan.
Agunan bergerak adalah aset berharga yang bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh umum dari jenis agunan ini meliputi kendaraan seperti motor, mobil, pesawat, dan kapal. Saat mengajukan kredit dengan agunan berupa kendaraan, bank biasanya tidak hanya meminta fisik kendaraan saja, tetapi juga dokumen penting yang menyertainya, seperti STNK, BPKB, dan kunci kendaraan.
Sebaliknya, agunan tidak bergerak adalah aset yang bersifat tetap dan tidak bisa dipindahkan. Contoh agunan tidak bergerak mencakup tanah, properti, emas, surat kontrak, hasil kebun atau ternak, hingga mesin-mesin pabrik. Jenis agunan ini beragam tergantung dari bentuk aset yang diajukan. Misalnya, jika agunan berupa hasil ternak, kreditur harus memberikan produk ternak dalam jumlah tertentu kepada debitur atau bank. Sementara itu, untuk agunan berupa properti, sertifikat rumah atau tanah menjadi dokumen yang harus diserahkan sebagai jaminan.
Tidak semua aset atau barang berharga bisa dijadikan jaminan ketika mengajukan kredit. Ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi agar suatu barang dapat dijadikan agunan, yaitu:
Syarat terakhir, barang yang dijadikan agunan harus memiliki nilai yuridis. Ini berarti secara hukum, bank memiliki hak pertama untuk mengklaim aset tersebut jika terjadi masalah dalam pelunasan pinjaman, seperti dinyatakan dalam undang-undang mengenai likuidasi agunan saat terjadi kredit macet.
Barang yang digunakan sebagai agunan harus bisa dipindahtangankan hak kepemilikannya dengan mudah. Sebab, jika nasabah tidak mampu melunasi pinjaman, bank berhak mengambil alih kepemilikan barang tersebut dan bisa menjual atau menggunakannya sesuai kebutuhan.
Syarat pertama, barang atau aset harus memiliki nilai ekonomis yang bisa ditukar menjadi uang. Artinya, barang tersebut mudah untuk dijual atau diuangkan. Ini penting karena jika nasabah gagal membayar hutangnya, pihak bank bisa menjual agunan tersebut untuk menutupi kerugian.
Jika kamu tertarik untuk memperdalam wawasan dan keterampilan di bidang keuangan, bergabunglah dengan program studi Keuangan di Cakrawala University. Di sana, kamu akan mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan siap bersaing di industri keuangan yang dinamis. Ayo, mulai langkah suksesmu bersama Cakrawala University!
Baca Juga :
Berita Terkait
Simak di Sini Apa Saja Mata Kuliah Bisnis Digital
Universitas Cakrawala
•
01 November 2023
Mengenal Lebih Dekat Jurusan Sistem Informasi dan Prospek Kerjanya
Universitas Cakrawala
•
07 November 2023
Kuliah Kelas Karyawan: Definisi, Jadwal, Biaya, dan Jurusan
Universitas Cakrawala
•
07 November 2023
Bisnis Digital : Definisi, Konsep, Contoh, dan Peluangnya
Rahmawati
•
07 November 2023
Kuliah Kelas Karyawan di Jakarta - Cakrawala University
Universitas Cakrawala
•
13 November 2023
Ini Perbedaan Institut, Universitas, Sekolah Tinggi dan Politeknik Agar Tidak Tertukar
Universitas Cakrawala
•
13 November 2023
10 Prospek Karier Ilmu Komputer, Gajinya Menjanjikan
Universitas Cakrawala
•
05 March 2025
Jurusan Manajemen Keuangan: Mata Kuliah, Prospek Kerja, Gaji
Universitas Cakrawala
•
12 March 2025
10 Prospek Kerja Jurusan Sains Data dengan Gaji Tinggi!
Universitas Cakrawala
•
14 November 2023
Hard Skill dan Soft Skill : Perbedaan, Contoh dan Tips Meningkatkannya
Universitas Cakrawala
•
14 November 2023
Brainstorming : Pengertian, Tujuan, Contoh serta Cara Melakukannya
Universitas Cakrawala
•
16 November 2023
10 Prospek Kerja dan Gaji Lulusan Bisnis Digital
Universitas Cakrawala
•
18 November 2023
Daftar Mata Kuliah S1 Sistem Informasi Universitas Cakrawala? Cek Disini!
Rahmawati
•
27 February 2025
Teknologi Digital : Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Universitas Cakrawala
•
18 November 2023
Blended Learning : Pengertian, Manfaat dan Tahapannya
Universitas Cakrawala
•
16 November 2023
Apa Itu Marketing Analysis, Tugas hingga Jenjang Karirnya dan Gajinya
Universitas Cakrawala
•
15 November 2023
Digital Literacy : Pengertian, Contoh, dan Cara Meningkatkannya
Universitas Cakrawala
•
15 November 2023
Apa Itu Transformasi Digital, Fungsi dan Contoh Penerapannya
Universitas Cakrawala
•
15 November 2023
Apa Itu Analis Keuangan, Tugas, Gaji dan Skill yang Harus Dimiliki
Universitas Cakrawala
•
14 November 2023
Apa Itu Manajemen Keuangan, Prinsip dan Fungsinya
Universitas Cakrawala
•
15 November 2023
10 Prospek Kerja Manajemen Keuangan dengan Gaji Menjanjikan!
Rahmawati
•
17 November 2023
Apa Itu Digital Marketing? Ini Definisi, Manfaat, hingga Toolsnya
Alifia Kamila
•
14 November 2023
Digital Marketer : Tugas, Prospek Kerja, Jenjang Karir, dan Gaji
Universitas Cakrawala
•
16 November 2023
Auditor Adalah: Pengertian, Kode Etik, Jenis-jenis dan Tugasnya
Universitas Cakrawala
•
15 November 2023
Wajib Tahu, Ini Dia Manfaat Teknologi Informasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Universitas Cakrawala
•
18 November 2023