PKM menjadi salah satu kegiatan bergengsi di dunia perkuliahan. Lantas, apa sebenarnya PKM? Artikel ini akan mengupas tuntas tentang definisi, jenis-jenis, sampai manfaat yang didapat dari PKM. Jangan lupa simak penjelasannya sampai akhir!
Informasi Kunci
- Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek untuk mendorong mahasiswa mengembangkan ide kreatif dan inovatif dalam bentuk karya ilmiah, proyek, atau kegiatan sosial.
- Fungsi utama PKM adalah sebagai wadah pengembangan soft skills dan problem solving mahasiswa. Lewat program ini, mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam tim, dan mengelola proyek secara mandiri.
- Syarat umum mengikuti PKM adalah berstatus mahasiswa aktif, punya tim maksimal 5 orang, dan didampingi dosen pembimbing.
Apa Itu PKM?
PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa adalah program yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek untuk mendorong mahasiswa mengembangkan ide-ide kreatif, inovatif, dan solutif.
Melalui PKM, mahasiswa bisa membuat karya ilmiah, teknologi, sosial, maupun kewirausahaan yang berdampak pada masyarakat. Program ini juga jadi salah satu jalur untuk tampil di ajang nasional seperti PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional).
Contoh PKM Apa Saja?
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terdiri dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan minat, bidang keilmuan, dan pendekatan yang digunakan mahasiswa seperti di bawah ini:
- PKM-RE (Riset Eksakta): Fokus pada penelitian di bidang sains dan teknologi berbasis eksakta.
- PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora): Meneliti isu sosial, budaya, ekonomi, atau pendidikan dari perspektif humaniora.
- PKM-K (Kewirausahaan): Mengembangkan ide bisnis yang inovatif dan berkelanjutan.
- PKM-PM (Pengabdian kepada Masyarakat): Kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan.
- PKM-PI (Penerapan Ilmiah): Penerapan teknologi atau pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan nyata.
- PKM-KC (Karsa Cipta): Merancang dan menciptakan produk inovatif berbasis kreativitas dan teknologi.
- PKM-KI (Karya Inovatif): Menghasilkan karya inovatif yang tidak masuk dalam kategori PKM-KC atau PKM-PI.
- PKM-VGK (Video Gagasan Konstruktif): Membuat video edukatif berisi solusi atas masalah sosial.
- PKM-GFT (Gagasan Futuristik Tertulis): Menyusun gagasan tertulis mengenai prediksi masa depan di bidang tertentu.
- PKM-AI (Artikel Ilmiah): Menulis artikel ilmiah berdasarkan hasil penelitian atau studi pustaka.
PKM Diadakan Oleh Siapa?
PKM diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini dijalankan lewat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Riset yang menyediakan dana hibah untuk proposal mahasiswa yang lolos seleksi.
Di tingkat kampus, pelaksanaan PKM juga dibantu oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) atau unit kemahasiswaan. Mereka berperan sebagai panitia lokal dan pembimbing dalam proses pengajuan proposal serta monitoring pelaksanaan program.
Siapa Saja yang Bisa Ikut PKM?
PKM terbuka luas buat kamu yang ingin mengembangkan ide sekaligus menambah pengalaman di dunia kampus. Akan tetapi, ada beberapa ketentuan umum yang perlu diperhatikan sebagaimana berikut ini:
- Mahasiswa Aktif Program Diploma atau Sarjana: PKM hanya bisa diikuti oleh mahasiswa yang masih terdaftar aktif di program D3, D4, atau S1 di perguruan tinggi.
- Tergabung dalam Tim Beranggotakan 3–5 Orang: Program ini bersifat kolaboratif, jadi kamu harus membentuk tim kecil untuk menjalankan ide atau proyek yang diajukan.
- Bisa Tergabung di Beberapa Tim PKM: Mahasiswa diperbolehkan bergabung di lebih dari satu tim. Namun, kalau sudah lolos pendanaan, maksimal hanya aktif di dua tim PKM saja.
- Memiliki Dosen Pembimbing: Setiap tim wajib didampingi oleh seorang dosen pembimbing yang akan memberi arahan dan membantu proses pelaksanaan program.
- Hanya Bisa Menjadi Ketua di Satu Tim: Kamu boleh ikut lebih dari satu tim, tapi hanya bisa menjabat sebagai ketua di satu tim PKM saja.
Apa Untungnya Ikut PKM?
Ikut PKM bukan cuma soal nambah pengalaman di luar kelas, tapi juga bisa jadi batu loncatan buat masa depan akademik dan karier. Ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, mulai dari aspek pengembangan diri sampai peluang prestasi. Berikut beberapa manfaatnya:
- Melatih Kemampuan Berpikir Kritis: Mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi kreatif berbasis ilmu pengetahuan.
- Menambah Pengalaman Riset dan Pengabdian: PKM membuka kesempatan buat terjun langsung ke lapangan dan menerapkan teori dalam praktik.
- Berpeluang Lolos PIMNAS: Jika proposal kamu lolos pendanaan dan berhasil lolos seleksi, kamu bisa mewakili kampus di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
- Meningkatkan Nilai Tambah CV dan Portofolio: Sertifikat dan pengalaman dari PKM bisa jadi nilai plus saat melamar kerja atau beasiswa.
- Bisa Dikonversi SKS atau Nilai Mata Kuliah Tertentu: Beberapa kampus mengizinkan hasil PKM dikonversi ke mata kuliah sehingga bisa lebih hemat waktu.
- Berpotensi Dapat Insentif Dana atau Penghargaan: PKM yang didanai akan mendapat bantuan dana dari Ditjen Diktiristek, bahkan bisa memperoleh hadiah kalau tembus PIMNAS.
Apakah Mahasiswa Wajib Ikut PKM?
Secara umum, mengikuti PKM tidak bersifat wajib bagi semua mahasiswa. Program ini bersifat sukarela dan biasanya ditujukan untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan potensi diri di bidang akademik, riset, atau pengabdian masyarakat.
Namun, ada beberapa kampus yang menjadikan PKM sebagai salah satu syarat kelulusan, pengganti mata kuliah tertentu, atau bahkan sebagai bentuk konversi nilai. Jadi, penting untuk cek kebijakan kampus masing-masing.
Apakah KIP Wajib Ikut PKM?
Mahasiswa penerima KIP Kuliah sebenarnya tidak diwajibkan secara langsung untuk ikut PKM. Namun, banyak kampus yang mendorong mereka untuk aktif mengikuti kegiatan akademik dan nonakademik, termasuk PKM, sebagai bentuk kontribusi dan pengembangan diri.
PKM Boleh Semester Berapa?
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bisa diikuti oleh mahasiswa mulai dari semester 2 hingga semester 8, tergantung kebijakan masing-masing kampus dan jenis PKM yang dipilih. Semakin cepat kamu ikut PKM, semakin banyak pengalaman dan peluang yang bisa didapat.
Apakah PKM Bisa Sendiri?
PKM tidak bisa diikuti secara individu. Program ini memang dirancang untuk kerja tim supaya mahasiswa bisa belajar kolaborasi, diskusi, dan membangun ide bersama. Setiap tim biasanya terdiri dari 3–5 orang, dengan satu orang sebagai ketua tim.
Baca Juga: Apa Itu Fast Track? Ini Manfaat, Syarat, & Biaya Kuliahnya
Apakah PKM Harus Satu Jurusan?
Sumber: Freepik
Peserta PKM nggak harus berada di jurusan yang sama. Pada dasarnya, program ini justru mendukung kolaborasi lintas jurusan.
Selama tim kamu punya ide yang kuat dan sesuai dengan skema PKM yang dipilih, beda jurusan bukan masalah. Di samping itu, tim lintas jurusan bisa jadi nilai tambah karena bisa saling melengkapi perspektif dan keahlian.
Bagaimana Cara Lolos PKM?
Agar proposal PKM bisa tembus pendanaan, tentu butuh strategi yang matang. Di bawah ini, ada sejumlah tips yang bisa membuka peluang lolos PKM:
- Pilih Skema yang Sesuai: Tentukan jenis PKM yang paling cocok dengan minat, jurusan, dan kekuatan tim kamu. Jangan asal pilih karena tiap skema punya kriteria dan fokus yang berbeda.
- Bangun Tim yang Solid: Ajak teman yang punya komitmen tinggi dan skill saling melengkapi. Tim yang kompak akan lebih mudah menyusun proposal dan menyelesaikan kegiatan PKM.
- Ikuti Panduan Resmi: Selalu baca buku panduan PKM terbaru dari Kemendikbudristek. Pastikan proposal kamu mengikuti struktur, format, dan ketentuan yang berlaku.
- Tentukan Judul yang Spesifik dan Menarik: Gunakan judul yang jelas, padat, dan menggambarkan inti ide kamu. Judul yang menarik bisa jadi nilai tambah saat proses seleksi awal.
- Fokus pada Solusi dan Dampak: Ide yang diusulkan harus punya nilai manfaat dan bisa jadi solusi dari masalah nyata di masyarakat atau bidang tertentu. Semakin aplikatif dan berdampak, semakin besar peluang lolos.
- Minta Review Dosen atau Alumni PKM: Sebelum submit, mintalah saran dari dosen pembimbing atau kakak tingkat yang sudah pernah lolos PKM. Masukan dari mereka bisa bikin proposal kamu lebih matang.
Apakah PKM Bisa Konversi SKS?
Di beberapa kampus, hasil PKM bisa dikonversi menjadi SKS atau nilai pengganti mata kuliah tertentu. Mahasiswa perlu menyerahkan laporan dan sertifikat PKM sebagai bukti, lalu mengajukannya melalui prodi atau jurusan.
Namun, konversi SKS ini nggak berlaku otomatis. Setiap kampus punya kebijakan berbeda, termasuk jumlah SKS yang bisa dikonversi dan persyaratan pelengkapnya. Informasi ini biasanya tersedia di panduan akademik kampus.
Berapa Lama Waktu PKM?
Durasi pelaksanaan PKM biasanya berlangsung antara 3 hingga 5 bulan, tergantung pada jenis skema dan jadwal yang ditentukan oleh Kemendikbud atau kampus. Waktu ini mencakup mulai dari persiapan proposal, pelaksanaan program, hingga pelaporan akhir.
Selama periode tersebut, kamu dan tim akan menjalankan program sesuai rencana yang diajukan, termasuk bimbingan rutin dengan dosen pembimbing serta monitoring dari reviewer.
Apakah PKM Bayar?
Mengikuti kegiatan PKM nggak akan dipungut biaya apa pun. Sebaliknya, peserta yang lolos proposal justru akan menerima dana hibah dari pemerintah melalui Kemendikbudristek.
Dana ini digunakan untuk mendanai kegiatan dan kebutuhan program seperti riset, pengabdian, atau pengembangan produk. Tim kamu juga berkewajiban buat menggunakan dana sesuai proposal dan membuat laporan pertanggungjawaban.
Apakah PKM Mendapat Sertifikat?
Mahasiswa yang ikut PKM bisa mendapatkan sertifikat sebagai bukti partisipasi dan prestasi. Namun, sertifikat hanya diberikan kepada tim atau peserta yang sudah memenuhi syarat administrasi dan menyelesaikan seluruh tahapan PKM.
Salah satu syarat pentingnya adalah pengunggahan laporan akhir tepat waktu. Jadi, kalau ingin sertifikat resmi dari PKM, pastikan kamu mengikuti seluruh prosesnya sampai selesai.
PKM Dapat Uang Berapa?
Buat tim yang berhasil lolos pendanaan, PKM bisa memberikan dana bantuan sebesar Rp5.000.000,00 hingga Rp10.000.000,00 untuk setiap judul proposal yang disetujui. Dana ini digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PKM sesuai rencana yang diajukan.
Selain itu, ada juga peluang mendapatkan tambahan dana dari kampus atau instansi lain. Biasanya, bantuan tambahan ini maksimal sebesar Rp1.000.000,00, baik dalam bentuk tunai maupun barang pendukung kegiatan.
Apakah PKM adalah Lomba?
Secara umum, PKM bukan sekadar lomba, tetapi program pengembangan diri yang bersifat kompetitif. Mahasiswa yang terlibat akan mengajukan proposal. Jika lolos pendanaan, melaksanakan proyek yang nantinya bisa diikutsertakan dalam seleksi nasional.
Namun, pada tahap akhir, PKM memang mengarah pada ajang kompetisi nasional bernama PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Di sinilah, karya mahasiswa bakal dinilai dan dipresentasikan secara ilmiah untuk memperebutkan penghargaan.
Apakah PKM Sama dengan KKN?
Meskipun sama-sama program yang dijalani mahasiswa di luar kelas, PKM dan KKN itu berbeda. PKM lebih menekankan pada kreativitas, inovasi, dan riset mahasiswa dalam bentuk proposal yang kemudian bisa diwujudkan menjadi proyek nyata.
Sementara itu, KKN (Kuliah Kerja Nyata) lebih bersifat pengabdian masyarakat secara langsung dan biasanya menjadi program wajib dari kampus.
Apakah Lolos PKM Bebas Skripsi?
Beberapa kampus memberikan kebijakan konversi PKM sebagai pengganti skripsi, terutama yang sudah sampai tahap pendanaan atau PIMNAS.
Namun, nggak semua kampus menerapkan sistem ini. Banyak juga yang tetap mewajibkan skripsi meskipun mahasiswanya lolos PKM. Dalam kata lain, penting buat cari tahu aturan yang berlaku di fakultas atau program studi.
Baca Juga: KKN Tematik Adalah: Tujuan, Syarat, & Contoh Kegiatan
FAQ
1. Apakah PKM bisa diikuti oleh mahasiswa D3?
Program PKM terbuka untuk mahasiswa dari jenjang D3, D4, maupun S1 selama masih berstatus aktif dan memenuhi syarat lainnya.
2. Apakah mahasiswa semester awal bisa ikut PKM?
Mahasiswa semester awal berpeluang untuk ikut PKM, selama kampus mengizinkan dan mahasiswa tersebut sudah punya tim dan bimbingan dosen. Beberapa kampus bahkan mendorong mahasiswa semester awal untuk aktif ikut PKM sejak dini.
3. Apakah ada batas usia untuk ikut PKM?
Tidak ada batas usia khusus buat berpartisipasi dalam PKM. Hal terpenting adalah mahasiswa masih aktif secara akademik dan belum lulus saat pendaftaran PKM berlangsung.
4. Apa yang terjadi jika tim PKM nggak menyelesaikan proposal atau laporan?
Tim bisa didiskualifikasi dan kehilangan hak untuk menerima dana atau sertifikat. Hal ini juga bisa memengaruhi reputasi tim atau kampus dalam seleksi PKM tahun berikutnya.
Maksimalkan Perjalanan Kuliahmu Bersama Cakrawala University!
PKM memang menjadi salah satu kegiatan kampus yang bermanfaat buat menambah pengalaman. Selain itu, program ini juga bisa jadi nilai tambah di CV atau portofolio yang berguna saat melamar pekerjaan.
Nah, peluang buat masuk dunia profesional bisa makin terbuka lebar kalau kamu pilih kampus yang tepat! Di Cakrawala University, kamu bakal merasakan pengalaman belajar up-to-date dengan kurikulum berbasis industri dan bimbingan dari dosen praktisi berpengalaman.
Nggak cuma itu, Cakrawala University punya keunggulan berupa Program 1 Tahun Fokus. Artinya, kamu bisa belajar teori selama 3 tahun + 1 tahun terakhir mengikuti magang atau proyek bersama perusahaan mitra.
Menariknya lagi, tersedia Program Penyaluran Kerja ke 840+ mitra yang bikin peluang karier makin terbuka lebar.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gabung Cakrawala University! Kamu juga bisa lakukan konsultasi secara gratis di sini.