Pernah kepikiran nggak sih, gimana caranya barang-barang yang diproduksi dari pabrik bisa sampai ke tangan konsumen tepat waktu dan dalam kondisi baik? Nah, proses panjang di balik itu semua dikenal sebagai supply chain management (SCM).
Supaya kamu makin paham apa itu SCM, fungsi, proses, sampai peluang kariernya, yuk lanjut baca pembahasan lengkap di artikel ini!
Key Takeaways
- Supply Chain Management merupakan cara perusahaan mengatur alur barang dari bahan mentah sampai produk jadi sampai ke konsumen dengan cara yang efisien.
- SCM penting karena bantu perusahaan mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi operasional, menjaga kualitas produk, dan memastikan kepuasan pelanggan.
- Universitas Cakrawala memiliki Jurusan Teknik Industri yang mempelajari SCM secara menyeluruh dengan kurikulum berbasis industri, kesempatan magang sejak semester pertama, hingga penyaluran kerja ke 1000+ perusahaan mitra.
Apa Itu Supply Chain Management (SCM)?
Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan adalah pengelolaan seluruh aliran barang dan jasa, mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir sampai ke konsumen.
Dalam praktiknya, supply chain management mencakup pengaturan alur barang, data, dan keuangan yang saling terhubung. Tujuannya adalah membantu perusahaan mengurangi biaya, menjaga kelancaran operasional, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Proses SCM melibatkan banyak pihak, seperti pemasok, produsen, distributor, hingga pengecer, yang harus saling terkoordinasi. Setiap bagian ini punya peran penting agar produk dapat tersedia tepat waktu dan sesuai permintaan.
Nah, perlu dipahami bahwa supply chain management ini berbeda dengan logistik, ya. Logistik lebih fokus pada penyimpanan dan pengiriman barang saja, sedangkan SCM mencakup keseluruhan proses dari hulu hingga hilir dalam jaringan rantai pasokan.
Apa Fungsi Supply Chain Management (SCM)?
Supply chain management punya peran yang sangat penting, bukan hanya karena menjaga kelancaran alur barang, tetapi juga membantu berbagai bagian perusahaan bekerja lebih teratur. Untuk memahami lebih jelas, berikut fungsi utama SCM dalam perusahaan:
- Fungsi Fisik/Konversi: SCM membantu mengubah bahan mentah menjadi produk jadi dan memastikan produk sampai ke konsumen dengan lancar.
- Fungsi Mediasi Pasar: SCM memastikan produk yang tersedia sesuai dengan apa yang dibutuhkan pelanggan, dengan merencanakan jumlah dan waktu produksi yang tepat.
- Fungsi Biaya/Keuangan: SCM mengatur berbagai biaya dari produksi sampai pengiriman, supaya perusahaan bisa lebih hemat dan menguntungkan.
- Fungsi Informasi dan Koordinasi: SCM mengatur aliran informasi di setiap tahap, supaya pemasok, produsen, dan distributor bisa bekerja sama dengan baik.
Apa Tujuan Supply Chain Management (SCM)?
Tujuan utama SCM adalah membantu perusahaan lebih unggul dibanding pesaing sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan cara mengelola rantai pasokan secara efektif dan efisien. Nah, tujuan-tujuan tersebut meliputi:
- Meningkatkan Efisiensi Operasional: SCM membantu perusahaan mengatur waktu, lokasi, dan jumlah bahan di seluruh rantai pasokan supaya proses berjalan lancar dan pemborosan bisa diminimalkan.
- Mengurangi Biaya (Cost Reduction): SCM berfokus menekan berbagai biaya, mulai dari pengadaan bahan mentah hingga pengiriman produk, supaya perusahaan bisa lebih hemat dan menguntungkan.
- Memenuhi Kebutuhan Pelanggan dengan Lebih Baik: SCM memastikan produk tersedia tepat waktu, dalam kondisi baik, dan sesuai permintaan pelanggan, sehingga kepuasan dan loyalitas konsumen meningkat.
- Meningkatkan Kualitas Produk: Dengan manajemen rantai pasok yang efektif, produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi dan memberikan nilai terbaik bagi konsumen.
- Mengoptimalkan Transportasi dan Logistik: SCM mengatur proses pengadaan dan pengiriman secara efisien, termasuk pengelolaan retur, agar produk sampai dengan tepat dan cepat.
- Meningkatkan Daya Saing: Ketika efisiensi tercapai dan pelanggan puas, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dibanding pesaing di pasar.
Cek juga:
- Jurusan Supply Chain Management: Peluang Karier dan Gaji
- 7 Kampus dengan Jurusan Supply Chain Management di Indonesia
Bagaimana Komponen dan Proses Supply Chain Management (SCM)?

Sumber: Freepik
Dalam supply chain management, ada beberapa komponen dan proses penting yang harus dijalankan agar alur barang, informasi, dan biaya di perusahaan tetap efisien dan terkoordinasi.
Melansir Investopedia, berikut komponen dan proses utama SCM yang perlu diketahui:
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan adalah fondasi dari seluruh proses SCM. Di tahap ini, perusahaan menyusun strategi, meramalkan kebutuhan pelanggan, dan menentukan bahan baku serta kapasitas produksi, sambil memastikan semua pihak bisa bekerja sama dengan lancar.
Beberapa aktivitas utama dalam perencanaan SCM meliputi:
- Peramalan permintaan pelanggan: memperkirakan jumlah produk yang dibutuhkan agar persediaan selalu sesuai kebutuhan pasar.
- Rencana produksi dan stok: menentukan jumlah produksi dan stok barang yang pas supaya tidak kekurangan atau menumpuk.
- Perancangan jalur distribusi: menata cara produk dikirim agar sampai ke konsumen dengan cepat dan efisien.
- Koordinasi dengan ERP: perusahaan besar biasanya memakai sistem enterprise resource planning (ERP) agar semua aktivitas perencanaan tersinkronisasi secara mudah dan cepat.
2. Pengadaan (Sourcing)
Proses ini memilih pemasok yang andal dan mengatur hubungan dengan mereka agar perusahaan mendapatkan bahan dan layanan yang dibutuhkan. Fokusnya memastikan semua bahan baku, komponen, atau layanan berkualitas dan sesuai kebutuhan produksi.
Beberapa aktivitas penting dalam pengadaan meliputi:
- Identifikasi dan evaluasi pemasok: mencari pemasok yang terpercaya dan menilai kualitas serta kapasitas mereka.
- Negosiasi harga dan kontrak: menyepakati harga, jumlah, dan persyaratan kerja sama dengan pemasok.
- Manajemen pesanan dan pengiriman: memastikan bahan baku dikirim tepat waktu dan sesuai pesanan.
- Membangun hubungan baik dengan pemasok: menjaga komunikasi dan kerja sama yang solid agar rantai pasokan tetap lancar.
3. Manufaktur/Produksi (Manufacturing)
Tahap ini merupakan proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang sudah direncanakan. Biasanya, perusahaan memastikan setiap produk memenuhi standar kualitas dan siap untuk dikirim ke konsumen.
Beberapa aktivitas utama dalam manufaktur meliputi:
- Penjadwalan produksi: menentukan kapan dan bagaimana setiap produk dibuat agar proses berjalan efisien.
- Pengujian kualitas produk: mengecek setiap produk untuk memastikan sesuai standar dan aman digunakan.
- Pengemasan dan penyimpanan: menyiapkan produk agar aman saat disimpan di gudang dan siap dikirim.
- Pengelolaan fasilitas dan peralatan: memastikan mesin, peralatan, dan fasilitas produksi selalu siap pakai dan berfungsi optimal.
4. Pengiriman/Logistik (Delivery/Logistics)
Tahap pengiriman atau logistik bertujuan memastikan produk sampai ke tangan pelanggan secara tepat waktu dan efisien. Pada tahap ini, perusahaan mengelola pesanan, gudang, dan transportasi untuk mendukung kelancaran rantai pasok.
Beberapa aktivitas utama dalam pengiriman/logistik meliputi:
- Manajemen gudang dan inventaris: mengatur penyimpanan produk jadi agar mudah diambil dan dikirim sesuai kebutuhan pelanggan.
- Penjadwalan pengiriman dan moda transportasi: menentukan kapan dan bagaimana produk dikirim, serta memilih kendaraan atau jalur yang paling efisien.
- Pemrosesan pesanan pelanggan dan penagihan: memastikan setiap pesanan dicatat, diproses, dan pembayaran ditangani dengan tepat.
5. Pengembalian (Returning)
Tahap pengembalian atau returning menangani produk yang dikembalikan pelanggan, baik karena cacat, kelebihan stok, atau alasan lain. Proses ini juga dikenal sebagai logistik terbalik (reverse logistics) dan penting untuk menjaga kepuasan pelanggan.
Beberapa aktivitas utama dalam pengembalian meliputi:
- Otorisasi pengembalian produk: memastikan produk yang dikembalikan memenuhi syarat sebelum diproses lebih lanjut.
- Penjadwalan pengiriman kembali: mengatur kapan dan bagaimana produk dikembalikan ke gudang atau supplier.
- Penggantian atau pengembalian dana (refund): memberikan produk pengganti atau mengembalikan uang pelanggan sesuai kesepakatan.
Contoh Industri yang Membutuhkan Supply Chain Management (SCM)
Supply chain management sangat penting di berbagai industri yang melibatkan aliran barang, bahan baku, dan produk jadi secara kompleks. Nah, untuk memberi gambaran lebih jelas, berikut beberapa contoh industri yang membutuhkan SCM:
- Industri Otomotif: Mengelola ribuan komponen dari berbagai pemasok global agar mobil bisa dirakit tepat waktu. Contohnya Toyota dan Ford menggunakan metode Just-in-Time (JIT) untuk efisiensi produksi.
- Industri Ritel & E-commerce: Mengatur inventaris, memprediksi permintaan, dan memastikan pengiriman cepat ke pelanggan. Contohnya Indomaret, Amazon, Shopee, dan Walmart.
- Industri Makanan & Minuman (FMCG): Menjaga ketersediaan bahan baku segar dan memastikan produk jadi terdistribusi dengan baik. Contohnya Coca-Cola, KFC, dan Unilever yang menggunakan sistem rantai dingin untuk menjaga kualitas.
- Industri Garmen & Tekstil: Mengelola proses dari bahan mentah seperti kapas hingga produk jadi, serta menyesuaikan produksi dengan tren fashion. Contohnya Sritex di Indonesia.
- Industri Kesehatan (Farmasi & Rumah Sakit): Menjamin obat dan peralatan medis tersedia dengan kualitas tinggi dan aman untuk pasien. Contohnya Pfizer yang mengelola rantai pasok global obat-obatan.
- Industri Teknologi: Mengintegrasikan komponen elektronik dari seluruh dunia untuk pabrik perakitan dan distribusi produk jadi. Contohnya Apple dan Microsoft yang mengelola rantai pasok perangkat keras dan lunak.
- Industri Logistik: Mengelola transportasi, pergudangan, dan distribusi barang bagi berbagai industri lain. Contohnya DHL dan JNE yang fokus pada efisiensi pengiriman dan manajemen gudang.
Cek juga:
Apa Saja Skill yang Dibutuhkan dalam Supply Chain Management (SCM)?

Sumber: Freepik
Bekerja di bidang supply chain management membutuhkan kombinasi kemampuan analisis, koordinasi, dan pengelolaan operasional agar rantai pasok berjalan lancar. Berikut beberapa skill utama yang dibutuhkan dalam SCM:
- Analisis dan Pemecahan Masalah: Mampu membaca data rantai pasok untuk menemukan masalah dan mencari solusi agar alur barang tetap lancar.
- Komunikasi & Negosiasi: Berinteraksi dengan pemasok, tim, dan pihak terkait, serta menegosiasikan kontrak yang menguntungkan perusahaan.
- Kepemimpinan & Manajemen Proyek: Memimpin tim dan mengatur proyek dari awal sampai selesai agar semua pihak bekerja sama dengan baik.
- Manajemen Risiko: Mengantisipasi gangguan pada rantai pasok dan menyiapkan strategi untuk meminimalkan dampaknya.
- Data Analytics & Peramalan (Forecasting): Menggunakan data dan statistik untuk memprediksi permintaan produk dan mengukur efisiensi rantai pasok.
- Sistem ERP (Enterprise Resource Planning): Menguasai software seperti SAP atau Oracle SCM untuk mengintegrasikan informasi dari seluruh proses SCM.
- Manajemen Inventaris: Mengatur stok barang agar persediaan cukup, menghindari kekurangan maupun penumpukan yang boros biaya.
- Pengadaan & Manajemen Pemasok: Memilih pemasok yang tepat dan menjaga hubungan agar bahan baku atau komponen selalu tersedia.
- Optimasi Rantai Pasokan: Merancang alur kerja yang efisien, hemat biaya, dan mendukung kelancaran produksi hingga distribusi.
- Pemahaman Teknologi: Memanfaatkan teknologi modern seperti AI, IoT, atau otomatisasi untuk meningkatkan efektivitas logistik dan operasional SCM.
Walaupun butuh banyak skill, semua keterampilan itu bisa kamu asah dengan mudah di Jurusan Teknik Industri Universitas Cakrawala. Di sini, kuliahnya berbasis praktik industri dengan diajarkan oleh dosen praktisi berpengalaman di bidang supply chain management.
Selain itu, pembelajarannya didukung dengan praktik langsung, termasuk magang sejak semester pertama dan penggunaan berbagai tools pendukung seperti ERP, SAP, WMS, hingga pemahaman Internet of Things (IoT) yang penting banget di dunia kerja SCM.

Cek juga:
Apa Saja Prospek Karier Bidang Supply Chain Management (SCM)?
Bidang supply chain management menawarkan beragam peluang karier yang menarik bagi kamu yang tertarik pada alur produksi, logistik, dan pengelolaan rantai pasok. berikut beberapa posisi dan prospek karier utama dalam SCM yang bisa ditekuni:
- Supply Chain Manager: Mengelola keseluruhan proses rantai pasok mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, hingga distribusi produk.
- Logistics Analyst/Coordinator: Menganalisis dan mengatur transportasi, penyimpanan, serta pengiriman barang agar tepat waktu dan efisien.
- Procurement Specialist/Purchasing Manager: Mengurus pengadaan bahan baku, memilih pemasok, dan menegosiasikan kontrak yang menguntungkan.
- Inventory Manager/Warehouse Manager: Mengontrol persediaan dan alur barang di gudang agar stok selalu sesuai kebutuhan.
- Operations Manager: Mengawasi seluruh proses operasional, dari produksi hingga distribusi, untuk memastikan rantai pasok berjalan lancar.
- Demand Planner: Memprediksi permintaan pasar dan menyusun strategi pasokan agar produk selalu tersedia tepat waktu.
- Business Process Consultant/SCM Consultant: Memberikan solusi perbaikan dan efisiensi proses rantai pasok untuk perusahaan lain.
- PPIC (Production Planning & Inventory Control): Menjadwalkan produksi dan mengontrol persediaan agar proses manufaktur dan distribusi optimal.
Nah, kalau kuliah di Jurusan Teknik Industri Universitas Cakrawala, kamu bisa lebih mudah meraih prospek karier ini lewat program fasilitasi penyaluran kerja ke 1000+ perusahaan mitra yang siap mendukung langkahmu di dunia kerja.
FAQ
1. Apa Bedanya Supply Chain dan Supply Chain Management?
Banyak orang sering bingung antara supply chain dan supply chain management. Sebenarnya, keduanya berbeda, berikut perbedaannya:
- Supply Chain (Rantai Pasok): Jalur atau alur yang dilalui bahan baku sampai menjadi produk jadi di tangan konsumen.
- Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok): Proses mengatur dan mengelola seluruh alur supply chain agar efisien, hemat biaya, dan memuaskan pelanggan.
2. Apa Saja Software yang Dipakai SCM?
Untuk mengelola alur rantai pasok dengan lebih efisien, perusahaan biasanya memanfaatkan software khusus SCM. Beberapa software terkemuka yang sering dipakai antara lain:
- SAP SCM: Memberikan fitur lengkap dan mendalam, cocok untuk perusahaan besar dengan proses kompleks, terintegrasi dengan produk SAP lainnya seperti ERP.
- Oracle Fusion Cloud SCM: Platform berbasis cloud modern, unggul dalam analisis data dan AI, serta mudah ditingkatkan skalanya sesuai pertumbuhan bisnis.
- Microsoft Dynamics 365 Supply Chain Management: Terintegrasi dengan ekosistem Microsoft, memberikan visibilitas dan fleksibilitas di seluruh rantai pasok.
- Mekari Jurnal SCM: Software lokal Indonesia, membantu bisnis mengelola rantai pasok secara efisien.
- HashMicro SCM System: Sistem ERP terintegrasi untuk mengelola rantai pasok dari pengadaan hingga distribusi, dengan fitur inventaris dan analitik
3. Apa Saja Risiko dan Tantangan dalam SCM?
Setiap rantai pasok memiliki potensi risiko yang bisa mengganggu kelancaran bisnis. Beberapa risiko utama meliputi:
- Keterlambatan Pengiriman: Bahan atau produk tiba terlambat sehingga produksi atau distribusi terganggu.
- Kualitas Produk Tidak Konsisten: Barang yang diterima tidak sesuai standar atau cacat.
- Gangguan Pasokan: Supplier bermasalah atau stok habis sehingga rantai pasok terganggu.
- Biaya Operasional Tinggi: Pengelolaan rantai pasok yang kurang efisien menimbulkan biaya berlebih.
4. Apakah Karier Bidang SCM Lebih Menjanjikan?
Iya, karier di bidang SCM termasuk menjanjikan karena hampir semua industri membutuhkan rantai pasok yang efisien. Posisi mulai dari analis, manajer, hingga konsultan SCM banyak dicari, dan kemampuan ini terus dibutuhkan seiring pertumbuhan bisnis dan e-commerce.
5. Bagaimana Cara Saya Memulai Karier di Bidang Manajemen Rantai Pasok?
Memulai karier di SCM bisa dilakukan dengan beberapa langkah:
- Pendidikan & Jurusan Relevan: Ambil jurusan Teknik Industri, Logistik, atau Supply Chain Management.
- Magang & Pengalaman Praktis: Ikut magang di perusahaan manufaktur, ritel, atau logistik untuk memahami alur SCM.
- Pelatihan & Sertifikasi: Ikuti kursus atau sertifikasi SCM, ERP, atau logistik.
- Bangun Jaringan: Terhubung dengan profesional SCM melalui seminar, webinar, atau LinkedIn.
- Mulai dari Posisi Entry Level: Seperti staf logistik, inventory, atau procurement untuk pengalaman awal.
Mau Belajar dan Berkarier di Bidang SCM? Persiapkan di Kampus Siap Kerja Universitas Cakrawala!
Jadi, itulah penjelasan lengkap soal supply chain management adalah mulai dari definisi, fungsi, tujuan, komponen proses, skill yang dibutuhkan, sampai prospek karier di berbagai industri.
Kalau kamu ingin mendalami dan berkarier di bidang supply chain management, kamu bisa kuliah di Jurusan Teknik Industri Universitas Cakrawala! Di sini, SCM dipelajari secara menyeluruh lewat kurikulum yang menekankan teori sekaligus praktik di dunia kerja.
Berikut beberapa hal yang membuat kuliah di Universitas Cakrawala berbeda dari kampus lain:
- Fasilitasi Penyaluran Kerja: Terhubung dengan 1000+ perusahaan mitra untuk memperluas peluang karier di bidang rantai pasok dan logistik.
- Kampus Siap Kerja: Kurikulum dan praktik langsung dirancang agar lulusan siap bersaing di dunia profesional SCM.
- Magang Sejak Semester Pertama: Mahasiswa langsung terlibat praktik di divisi SCM perusahaan atau proyek rantai pasok, sehingga pengalaman kerja terbentuk sejak dini.
- Kurikulum Berbasis Industri: Materi disusun bersama praktisi supply chain agar sesuai kebutuhan dunia kerja terkini.
- Dosen Praktisi: Belajar langsung dari profesional yang berpengalaman di bidang pengadaan, logistik, produksi, dan manajemen rantai pasok.
Yuk, daftar atau konsultasi gratis di sini sekarang untuk tahu lebih lanjut soal program dan fasilitas di Universitas Cakrawala. Mulai perjalananmu menjadi profesional SCM yang siap bersaing di dunia kerja!
Referensi
Understanding Supply Chain Management (SCM) and Its Importance [Buka]