Siklus Manajemen Rantai Pasok: Pengertian & 7 Tahapnya

School of Engineering and Computer Science
Tayang 24 December 2025
Diperbarui 24 December 2025
Waktu Baca 8 minutes

Sudah Direview Oleh Expert

Ditulis oleh

Rahmawati

Tahu nggak sih, barang-barang yang kamu beli di gerai atau toko online sebenarnya lewat berbagai proses dulu lho, mulai dari perencanaan, produksi, sampai berakhir di tanganmu. Semua itu masuk ke dalam siklus manajemen rantai pasok atau supply chain management.

 

Mau tahu gimana setiap tahap dalam siklus ini bekerja dan kenapa penting untuk bisnis? Yuk, simak artikel ini sampai habis, karena kita bakal bahas 7 tahapan siklus manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) secara lengkap!

 

Key Takeaways

 

  • Siklus manajemen rantai pasok merupakan proses yang mengatur aliran barang, informasi, dan dana perusahaan dari pemasok hingga sampai ke tangan pelanggan.
  • Siklus ini terdiri dari perencanaan, pengadaan, produksi, inventaris, pengiriman, pengembalian, dan pengukuran kinerja, yang saling terhubung mendukung bisnis.
  • Siklus manajemen rantai pasok bisa dipelajari lebih dalam di Jurusan Teknik Industri Universitas Cakrawala, dengan kurikulum berbasis industri, magang sejak semester pertama, dan bimbingan dari dosen praktisi agar siap berkarier di dunia supply chain.

 

Apa Itu Siklus Manajemen Rantai Pasok?

 

Siklus manajemen rantai pasok adalah proses yang mengatur aliran barang, informasi, dan dana dari pemasok sampai ke tangan pelanggan. Tujuannya supaya setiap tahap, mulai dari perencanaan, pengadaan, produksi, sampai pengiriman produk jadi, berjalan efisien.

 

Pendekatan siklus ini membantu bisnis memantau dan mengelola setiap tahap secara terkoordinasi. Misalnya, interaksi antara pemasok dan produsen, atau produsen dan distributor, bisa lebih mudah dikontrol dan tidak kacau.

 

Sederhananya, siklus ini melihat seluruh proses bisnis sebagai rangkaian tahapan yang saling terhubung. Dengan memahaminya, perusahaan bisa memastikan barang atau jasanya sampai tepat waktu dan pelanggan puas.

 

7 Tahapan Siklus Manajemen Rantai Pasok

 

Melansir dari laman Microsoft, siklus manajemen rantai pasok umumnya terdiri dari lima tahap utama, yaitu planningsourcingproductiondelivery, dan returns

 

Adapun, kalau dijabarkan lebih rinci, siklus manajemen rantai pasok sebenarnya mencakup 7 tahapan yang membantu bisnis mengelola proses secara lebih terstruktur dan terkontrol. Berikut penjelasan lengkap dari masing-masing tahapan tersebut:

 

1. Perencanaan (Planning)

 

Perencanaan adalah tahap awal yang berfokus pada menyusun strategi agar kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi dengan efisien. Di sini, perusahaan menyeimbangkan permintaan dan ketersediaan produk supaya tidak terjadi kekurangan atau penumpukan barang.

 

Beberapa aktivitas utama dalam tahap perencanaan meliputi:

 

  • Peramalan permintaan pelanggan, yaitu memperkirakan jumlah produk yang dibutuhkan pasar.
  • Perencanaan produksi dan stok, untuk menentukan jumlah produksi dan persediaan yang sesuai.
  • Perancangan jalur distribusi, agar proses pengiriman berjalan lebih cepat dan efisien.
  • Koordinasi dengan sistem ERP, supaya data perencanaan antar bagian perusahaan tetap sinkron.

 

Sebagai gambaran, Indomaret dan Alfamart biasanya merencanakan jumlah stok di setiap gerai berdasarkan pola belanja konsumen di lokasi tertentu. Dengan perencanaan yang tepat, rak toko tetap terisi dan produk bisa tersedia saat dibutuhkan pelanggan.

 

2. Pengadaan (Sourcing)

 

Pengadaan adalah tahap dalam siklus manajemen rantai pasok yang berfokus pada mencari dan memilih pemasok yang tepat. Tujuannya memastikan bahan baku, komponen, atau layanan yang dibutuhkan tersedia dengan kualitas baik dan sesuai kebutuhan produksi.

 

Beberapa aktivitas penting dalam tahap pengadaan meliputi:

 

  • Identifikasi dan evaluasi pemasok, untuk menilai kualitas, kapasitas, dan keandalan pemasok.
  • Negosiasi harga dan kontrak, agar perusahaan mendapatkan harga dan syarat kerja sama yang sesuai.
  • Manajemen pesanan dan pengiriman, supaya bahan baku datang tepat waktu dan sesuai pesanan.
  • Membangun hubungan dengan pemasok, agar kerja sama berjalan lancar dan berkelanjutan.

 

Sebagai contoh, Indofood dalam produksi Indomie memilih pemasok tepung, bumbu, dan bahan pendukung lain dengan standar kualitas tertentu. Dengan pengadaan yang terkelola baik, proses produksi bisa berjalan lancar dan rasa produk tetap konsisten.

 

3. Manufaktur/Produksi (Manufacturing)

 

Siklus selanjutnya adalah manufaktur atau produksi, yaitu proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi sesuai rencana. Di tahap ini, perusahaan memastikan proses produksi berjalan efisien dan hasil produknya memenuhi standar kualitas.

 

Beberapa aktivitas utama dalam tahap manufaktur meliputi:

 

  • Penjadwalan produksi, untuk mengatur waktu dan jumlah produksi agar proses berjalan lancar.
  • Pengujian kualitas (quality control), guna memastikan produk sesuai standar dan aman digunakan.
  • Pengemasan dan penyimpanan, agar produk siap disimpan dan dikirim ke konsumen.
  • Pengelolaan fasilitas dan peralatan, supaya mesin dan fasilitas produksi selalu berfungsi optimal.

 

Contohnya, perusahaan otomotif Toyota menerapkan konsep lean manufacturing untuk meminimalkan pemborosan (material, waktu, sumber daya) dan meningkatkan efisiensi produksi. Jadi, perusahaan bisa menghasilkan produk berkualitas secara konsisten.

 


 

Cek juga:

 

 


 

4. Pengelolaan Inventaris (Inventory Management)

 

Pengelolaan inventaris adalah tahap dalam siklus manajemen rantai pasok yang berfokus pada mengatur stok barang. Tujuannya supaya produk selalu tersedia untuk pelanggan, tapi tidak berlebihan hingga membebani biaya penyimpanan.

 

Beberapa aktivitas penting dalam pengelolaan inventaris meliputi:

 

  • Monitoring stok secara rutin, untuk memastikan jumlah barang di gudang sesuai kebutuhan.
  • Pengaturan level minimum dan maksimum stok, agar tidak kekurangan atau menumpuk.
  • Pencatatan dan pelacakan persediaan, supaya semua transaksi dan pergerakan barang tercatat dengan jelas.
  • Rotasi barang, memastikan produk dengan masa kadaluarsa lebih dekat dijual lebih dulu.

 

Misalnya, Carrefour mengatur persediaan di tiap toko dan gudang agar produk yang laris tetap tersedia tanpa menumpuk stok. Dengan pengelolaan inventaris ini, pelanggan bisa membeli produk yang dibutuhkan kapan saja, dan biaya penyimpanan tetap terkendali.

 

5. Pengiriman dan Distribusi (Delivery/Logistics)

 

Pengiriman dan distribusi adalah tahap yang fokus memastikan produk jadi sampai ke tangan pelanggan tepat waktu. Tahap ini melibatkan manajemen pesanan, pengaturan gudang, dan pemilihan moda transportasi yang efisien.

 

Beberapa aktivitas utama dalam tahap pengiriman dan distribusi meliputi:

 

  • Manajemen gudang dan inventaris, untuk memudahkan pengambilan produk dan pengiriman.
  • Penjadwalan pengiriman dan moda transportasi, menentukan kapan dan bagaimana produk dikirim agar tepat waktu.
  • Pemrosesan pesanan dan penagihan, memastikan setiap pesanan dicatat, diproses, dan pembayaran terkelola dengan baik.

 

Sebagai contoh, sistem di Tokopedia mengatur pengiriman produk melalui sistem logistik terintegrasi, mulai dari gudang hingga kurir. Dengan pengelolaan distribusi yang baik, produk bisa sampai ke pelanggan secara cepat dan tepat, menjaga kepuasan konsumen.

 

6. Pengembalian (Returning)

 

Pengembalian adalah tahap dalam siklus manajemen rantai pasok yang menangani produk yang dikembalikan pelanggan. Tujuannya agar barang cacat, berlebih, atau tidak diinginkan bisa diproses kembali dengan benar, sehingga kepuasan pelanggan tetap terjaga.

 

Beberapa aktivitas utama dalam tahap pengembalian meliputi:

 

  • Otorisasi pengembalian produk, memastikan produk yang dikembalikan memenuhi syarat sebelum diproses.
  • Penjadwalan pengiriman kembali, mengatur kapan dan bagaimana produk dikembalikan ke gudang atau pemasok.
  • Penggantian produk atau pengembalian dana (refund), memberikan produk pengganti atau mengembalikan uang pelanggan sesuai kesepakatan.
  • Penanganan perbaikan atau daur ulang, untuk produk yang bisa diperbaiki atau dimanfaatkan kembali.

 

Contohnya, Zalora menerapkan sistem reverse logistics untuk menangani pengembalian barang fashion. Dengan proses ini, pelanggan bisa menukar atau mengembalikan produk dengan mudah, dan barang yang bermasalah tetap diolah dengan efisien.

 

7. Pengukuran Kinerja dan Pengoptimalan

 

Pengukuran kinerja dan pengoptimalan adalah tahap terakhir dalam siklus manajemen rantai pasok yang berfokus pada mengevaluasi seluruh proses. Tujuannya agar setiap tahapan bisa diperbaiki dan proses rantai pasok berjalan lebih efisien dan menguntungkan.

 

Beberapa aktivitas utama dalam tahap ini meliputi:

 

  • Pemantauan kinerja proses, mengukur kecepatan, biaya, dan kualitas di setiap tahap SCM.
  • Analisis data operasional, untuk menemukan titik lemah dan peluang perbaikan.
  • Optimalisasi proses, menyesuaikan alur kerja, persediaan, dan distribusi agar lebih efisien.
  • Peningkatan profitabilitas, melalui pengurangan biaya dan peningkatan kepuasan pelanggan.

 

Gambarannya, Unilever Indonesia menggunakan sistem monitoring dan analisis data untuk mengukur efektivitas rantai pasoknya. Dengan evaluasi rutin, perusahaan bisa memperbaiki alur distribusi dan persediaan, jadi produk selalu tersedia dan biaya operasional bisa ditekan.

 


 

Cek juga:

 

 


 

Bagaimana Karakteristik Siklus Manajemen Rantai Pasok?

 

Siklus Manajemen Rantai Pasok

Sumber: Freepik

 

Siklus manajemen rantai pasok memiliki beberapa karakteristik penting yang membedakannya dari proses bisnis biasa. Memahami karakteristik ini membantu perusahaan mengelola aliran barang, informasi, dan dana secara lebih efisien, di antaranya:

 

  • Keterhubungan & Integrasi (Connected & Integrated): Semua tahapan, mulai dari pemasok hingga pelanggan, saling terhubung sehingga aliran barang, informasi, dan dana berjalan lancar tanpa terputus.
  • Kolaborasi (Collaborative): SCM menuntut kerja sama erat antara pemasok, produsen, distributor, dan pengecer agar tujuan bersama tercapai dengan efisien.
  • Komprehensif (Comprehensive): Siklus ini mencakup semua aspek dari perencanaan, pengadaan, produksi, hingga pengiriman, sehingga perusahaan punya gambaran lengkap dan bisa mengambil keputusan cepat.
  • Fleksibel & Adaptif (Flexible & Adaptive): Proses rantai pasok bisa menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pasar atau gangguan tak terduga, sehingga bisnis tetap stabil.
  • Berbasis Data & Kognitif (Data-Driven & Cognitive): Menggunakan data dan analisis cerdas untuk mengoordinasikan tindakan di seluruh rantai pasok, membuat keputusan lebih tepat dan cepat.
  • Berorientasi Pelanggan (Customer-Centric): Fokus utama adalah memastikan pelanggan mendapatkan produk yang tepat, dengan kualitas terbaik, pada waktu yang tepat, dan dengan biaya yang kompetitif.
  • Inovatif (Innovative): Selalu mencari cara baru untuk meningkatkan kualitas, kecepatan, dan keunggulan kompetitif, misalnya lewat teknologi modern atau metode kerja terbaru.
  • Siklus Berulang (Cyclical): Proses SCM bersifat lingkaran; setiap permintaan pelanggan memicu perencanaan, pengadaan, produksi, distribusi, dan evaluasi, yang kemudian berulang terus menerus.

 

Apa Tujuan dan Manfaat Memahami Siklus Manajemen Rantai Pasok untuk Bisnis?

 

Memahami siklus manajemen rantai pasok tentunya membantu bisnis mengelola aliran barang, informasi, dan dana dengan lebih efisien. Untuk lebih jelasnya, berikut tujuan dan manfaat dari memahami siklus manajemen rantai pasok:

 

  • Efisiensi Operasional: Membantu bisnis memastikan proses dari pengadaan sampai distribusi berjalan lancar dengan biaya minimal tanpa mengurangi kualitas.
  • Keseimbangan Permintaan & Pasokan: Memastikan produksi sesuai kebutuhan pasar agar tidak ada kelebihan atau kekurangan stok.
  • Integrasi & Kolaborasi: Memperkuat hubungan antar mitra, mulai dari pemasok, produsen, distributor, hingga pelanggan, supaya aliran barang dan informasi lebih mulus.
  • Peningkatan Nilai Pelanggan: Menyediakan produk yang tepat waktu, berkualitas, dan sampai ke tangan pelanggan dalam kondisi baik.
  • Keunggulan Kompetitif: Membantu bisnis lebih cepat dan efisien dibanding pesaing, sehingga bisa unggul di pasar.
  • Penghematan Biaya: Mengurangi biaya logistik, penyimpanan, produksi, dan menghindari pemborosan.
  • Peningkatan Kepuasan & Loyalitas Pelanggan: Memenuhi ekspektasi pelanggan, membangun kepercayaan, dan mendorong mereka kembali membeli.
  • Manajemen Inventaris Lebih Baik: Menghindari overstock maupun understock sehingga arus kas tetap sehat.
  • Mitigasi Risiko: Memudahkan identifikasi dan penanganan potensi masalah, misalnya gangguan pasokan, lebih cepat.
  • Peningkatan Pendapatan: Konsumen yang puas cenderung menjadi pelanggan setia, sehingga penjualan dan keuntungan meningkat.
  • Transparansi & Keberlanjutan: Membantu perusahaan memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang etis dan ramah lingkungan.

 

FAQ

1. Apa Saja Risiko Utama dan Potensi Gangguan dalam Siklus Manajemen Rantai Pasok?

 

Dalam siklus manajemen rantai pasok, ada beberapa risiko dan gangguan yang bisa memengaruhi aliran barang, informasi, dan dana. Mengenali hal ini penting supaya perusahaan bisa mengambil langkah pencegahan:

 

  • Gangguan pasokan: Misalnya pemasok terlambat atau bahan baku tidak tersedia.
  • Kesalahan perencanaan: Produksi atau stok tidak sesuai permintaan pasar, menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok.
  • Masalah transportasi: Pengiriman tertunda akibat kendaraan rusak, cuaca, atau kemacetan.
  • Kualitas produk menurun: Produk cacat bisa mengganggu kepuasan pelanggan dan meningkatkan biaya retur.
  • Risiko teknologi dan sistem: Gangguan sistem ERP atau software manajemen rantai pasok dapat menghambat koordinasi.

 

2. Teknologi Apa Saja yang Mendukung dan Meningkatkan Efisiensi Siklus Manajemen Rantai Pasok?

 

Ada berbagai teknologi yang membantu rantai pasok berjalan lebih efisien, cepat, dan akurat. Beberapa teknologi kunci meliputi:

 

  • Sistem ERP (Enterprise Resource Planning): Mengintegrasikan semua data dan proses bisnis mulai dari perencanaan hingga distribusi.
  • Manajemen gudang otomatis (WMS): Membantu mengatur stok dan pengambilan barang lebih cepat dan tepat.
  • Software perencanaan dan prediksi permintaan: Membantu memperkirakan kebutuhan pasar dan menyesuaikan produksi.
  • Tracking & GPS: Memantau lokasi pengiriman secara real-time supaya barang sampai tepat waktu.
  • Analisis data & AI: Membantu mengambil keputusan lebih cepat dan meminimalkan kesalahan manusia.

 

3. Apa Perbedaan Siklus Manajemen Rantai Pasok Tradisional dan Modern?

 

Siklus rantai pasok bisa berbeda tergantung pendekatan yang digunakan. Berikut perbedaannya secara sederhana:

 

Tradisional:

 

  • Fokus pada proses internal perusahaan saja.
  • Aliran informasi terbatas, sering lambat.
  • Keputusan diambil secara manual tanpa analisis data canggih.

 

Modern:

 

  • Mengintegrasikan seluruh mitra rantai pasok, dari pemasok hingga pelanggan.
  • Menggunakan teknologi untuk koordinasi, tracking, dan analisis data real-time.
  • Lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar atau gangguan.

 

4. Bagaimana Siklus Manajemen Rantai Pasok Diterapkan di UMKM?

 

UMKM bisa menerapkan siklus rantai pasok dengan cara yang sederhana tapi efektif. Misalnya:

 

  • Menyusun perencanaan stok sesuai permintaan pelanggan.
  • Memilih pemasok yang terpercaya dan menjaga hubungan baik.
  • Mengelola pengiriman produk sendiri atau bekerja sama dengan jasa logistik.
  • Memantau penjualan dan stok secara rutin untuk menghindari kekurangan atau penumpukan barang.

 

Tertarik Belajar dan Berkarier di Bidang SCM? Kuliah Aja di Kampus Siap Kerja Universitas Cakrawala!

 

Jadi, itu dia penjelasan lengkap tentang siklus manajemen rantai pasok. Sekarang, kamu sudah punya gambaran kan soal definisi, tahapan, karakteristik, hingga tujuan dan manfaat siklus ini untuk bisnis.

 

Kalau kamu ingin mendalami dan berkarier di bidang ini, kamu bisa kuliah di Jurusan Teknik Industri Universitas Cakrawala

 

Banner-Industri

 

Di sini, konsep siklus manajemen rantai pasok dipelajari secara menyeluruh lewat kurikulum yang menekankan teori dan praktik nyata.

 

Berikut beberapa hal yang membuat kuliah di Universitas Cakrawala berbeda dari kampus lain:

 

  • Fasilitasi Penyaluran Kerja: Terhubung dengan 1000+ perusahaan mitra untuk memperluas peluang karier, termasuk di bidang supply chain dan manajemen rantai pasok.
  • Kampus Siap Kerja: Kurikulum dan praktik langsung dirancang agar lulusan siap bersaing di dunia profesional.
  • Magang Sejak Semester Pertama: Mahasiswa langsung terlibat praktik di divisi logistik, pengadaan, atau distribusi perusahaan, sehingga pengalaman kerja sudah terbentuk sejak dini.
  • Kurikulum Berbasis Industri: Materi disusun bersama praktisi supply chain untuk sesuai kebutuhan dunia kerja terkini.
  • Dosen Praktisi: Belajar langsung dari profesional yang berpengalaman di bidang logistik, manajemen rantai pasok, dan operasional bisnis.

 

Tunggu apa lagi? Yuk, langsung daftar atau konsultasi gratis di sini untuk tahu lebih lanjut soal program dan fasilitas di Universitas Cakrawala. Mulai perjalananmu menjadi profesional di bidang supply chain yang siap bersaing di dunia kerja!

 

Referensi

  1. What is supply chain management (SCM)? [Buka]
  2. Utilizing the 7-C’s Systems of Logistics and Supply Chain Management [Buka]
Banner Picture

Kategori:

School of Engineering and Computer Science

Cakrawala

Share

Penulis

Rahmawati

Rahmawati adalah SEO Content Writer dengan satu tahun pengalaman dalam menulis konten. Dari pengalamannya, Ia senang menciptakan artikel yang informatif untuk audiens di berbagai industri, mulai dari edukasi, media, finansial, hingga otomotif.

Logo Cakrawala Black

Jl. Kemang Timur No.1, RT.14/RW.8, Pejaten Bar., Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

© 2023 Cakrawala University. All Rights Reserved.