Setiap hari, tanpa sadar kita sering menyusun strategi, mulai dari mengatur waktu belajar, memilih prioritas, sampai menentukan langkah agar cita-cita bisa tercapai. Pola seperti ini juga digunakan perusahaan, tapi dengan proses yang lebih terstruktur melalui manajemen strategi.
Nah, di artikel ini kamu akan diajak memahami bagaimana perusahaan menjalankan proses manajemen strategi dari awal sampai akhir beserta tahapan penting di dalamnya. Yuk, lanjutkan membaca artikel lengkapnya supaya gambaran besarnya makin jelas!
Key Takeaways
- Proses manajemen strategi biasanya terdiri dari lima tahapan utama: penetapan visi & tujuan, analisis lingkungan, perumusan strategi, implementasi, dan evaluasi.
- Pihak yang terlibat dalam proses ini meliputi manajemen puncak, manajer unit dan fungsional, karyawan, perencana, konsultan, serta pemangku kepentingan.
- Proses manajemen strategi bisa dipelajari di Jurusan Manajemen Universitas Cakrawala, dengan dukungan kurikulum berbasis industri, dosen praktisi, magang sejak semester pertama, hingga penyaluran kerja ke 1000+ perusahaan mitra.
5 Tahapan Proses Manajemen Strategi
Melansir dari laman Quantive, proses manajemen strategi umumnya dibagi menjadi lima tahapan utama yang saling berkaitan dan dijalankan secara berurutan. Berikut penjelasannya:
1. Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan
Tahap pertama dalam proses manajemen strategi adalah menentukan arah perusahaan melalui visi, misi, dan tujuan yang jelas. Bagian ini penting karena menjadi pegangan utama saat perusahaan mengambil keputusan dan menyusun langkah ke depan.
Agar arahnya lebih terarah dan dijalankan, penetapan visi, misi, dan tujuan biasanya mencakup:
- Visi: gambaran kondisi yang ingin dicapai perusahaan di masa depan
- Misi: langkah dan cara yang ditempuh untuk mewujudkan visi tersebut
- Tujuan: sasaran yang spesifik, terukur, realistis, dapat dicapai, dan memiliki batas waktu
Sebagai contoh, perusahaan minuman sehat dapat menetapkan visi menjadi merek paling dikenal di kota A. Misinya dijalankan melalui produk berbahan alami, sementara tujuannya difokuskan pada pertumbuhan penjualan, perluasan pasar lokal, dan kepuasan pelanggan.
2. Analisis Lingkungan (Environmental Analysis)
Tahap berikutnya dalam proses manajemen strategi adalah menganalisis lingkungan perusahaan. Tujuannya supaya setiap keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi nyata, baik dari faktor internal maupun eksternal. Nah, analisis lingkungan biasanya mencakup:
- Analisis Internal: menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, seperti sumber daya, tim, dan kapasitas produksi
- Analisis Eksternal: mengidentifikasi peluang dan ancaman dari tren pasar, kompetitor, atau perubahan regulasi
- Alat bantu: sering menggunakan Analisis SWOT untuk menyatukan informasi ini menjadi gambaran yang jelas
Misalnya, di perusahaan minuman sehat tadi, tim melihat kekuatannya ada pada resep yang unik dan tim pemasaran yang kreatif, tapi punya kelemahan jaringan distribusi terbatas.
Sedangkan untuk faktor eksternalnya, mereka menemukan peluang dari tren minuman sehat yang makin populer di kota A. Hasil analisis ini bisa menjadi dasar strategi berikutnya.
3. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Setelah analisis lingkungan selesai, tahap berikutnya adalah merumuskan strategi yang paling sesuai dengan tujuan perusahaan. Pada tahap ini, perusahaan menentukan langkah, prioritas, dan pendekatan yang akan digunakan untuk mencapai target.
Proses perumusan strategi biasanya meliputi:
- Mengevaluasi opsi: meninjau berbagai alternatif strategi dan dampaknya, bisa dibantu alat analisis seperti Matriks TOWS atau BCG.
- Memilih strategi terbaik: menentukan strategi yang sejalan dengan tujuan dan memanfaatkan kekuatan perusahaan
- Menyusun rencana aksi: merinci langkah, jadwal, dan sumber daya yang diperlukan
- Perencanaan skenario: memprediksi kemungkinan situasi di masa depan dan menyiapkan rencana cadangan
Sebagai contoh di perusahaan minuman sehat sebelumnya, tim bisa memutuskan untuk fokus mengembangkan produk baru dengan rasa unik dan memperluas distribusi ke kafe serta supermarket.
Rencana ini dibuat agar peluang tren minuman sehat bisa dimanfaatkan maksimal, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di pasar.
4. Implementasi Strategi (Strategy Implementation)
Setelah strategi dirumuskan, proses selanjutnya adalah menerapkannya ke dalam tindakan nyata. Di sini, perusahaan memastikan setiap rencana bisa dijalankan secara nyata dan sesuai tujuan, sering dibantu indikator kinerja utama atau Key Performance Indicator (KPI).
Proses implementasi strategi biasanya meliputi:
- Rencana aksi: memecah strategi menjadi langkah konkret dengan jadwal dan tanggung jawab yang jelas
- Kolaborasi antar-departemen: memastikan semua tim bekerja selaras untuk mendukung strategi
- Manajemen sumber daya: mengalokasikan anggaran, SDM, dan fasilitas yang dibutuhkan
- Monitoring: memantau progres dan melakukan penyesuaian bila diperlukan
Di perusahaan minuman sehat, di tahap ini tim bisa mulai memproduksi varian rasa baru, menjalin kerja sama dengan kafe dan supermarket, serta menetapkan KPI penjualan dan distribusi. Langkah-langkah ini memastikan strategi yang sudah dirumuskan bisa berjalan.
5. Evaluasi dan Pengendalian (Evaluation & Control)
Tahap terakhir dalam proses manajemen strategi adalah menilai efektivitas strategi yang sudah dijalankan. Pada tahap ini, perusahaan bisa mengetahui apakah strategi berhasil atau perlu penyesuaian.
Proses evaluasi dan pengendalian biasanya meliputi:
- Memantau kinerja: membandingkan hasil nyata dengan target yang telah ditetapkan, misalnya penjualan atau Return on Investment (ROI)
- Tinjauan berkala: mengecek apakah ada tantangan baru atau celah yang perlu diperbaiki
- Tindakan korektif: menyesuaikan strategi jika hasilnya tidak sesuai rencana atau kondisi pasar berubah
Nah, di perusahaan minuman sehat, tim rutin mengevaluasi penjualan produk baru dan distribusi ke kafe serta supermarket. Jika penjualan tidak mencapai target, mereka bisa menyesuaikan promosi atau memperluas distribusi biar strategi tetap efektif dan tujuan perusahaan tercapai.
Cek juga:
Apa Saja Framework dan Tools yang Digunakan dalam Proses Manajemen Strategi?

Sumber: Freepik
Dalam proses manajemen strategi, perusahaan sering memanfaatkan berbagai framework dan tools untuk membantu merumuskan, menerapkan, dan mengevaluasi strategi dengan lebih efektif. Berikut beberapa yang paling umum digunakan:
- Analisis SWOT: Membantu perusahaan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki, sehingga strategi bisa lebih tepat sasaran.
- PESTEL Analysis: Menganalisis faktor eksternal seperti Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum yang bisa memengaruhi bisnis.
- Porter’s Five Forces: Menilai daya saing industri dengan melihat rivalitas kompetitor, ancaman pendatang baru, produk pengganti, dan daya tawar pemasok/pembeli.
- Balanced Scorecard (BSC): Memantau kinerja perusahaan dari perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran/pertumbuhan agar tujuan strategis tercapai.
- Ansoff Matrix: Membantu merencanakan pertumbuhan bisnis lewat strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, pasar baru, atau diversifikasi.
- Blue Ocean Strategy: Fokus menciptakan pasar baru yang minim kompetitor agar perusahaan bisa unggul tanpa bersaing ketat di pasar yang padat.
- McKinsey 7S Framework: Memastikan tujuh elemen internal perusahaan, Strategy, Structure, Systems, Shared Values, Style, Staff, dan Skills, selaras agar strategi berjalan efektif.
- Platform Perencanaan Digital (contoh: Monday.com, Asana, AchieveIt): Memudahkan tim melacak KPI dan Objectives and Key Results (OKR) secara real-time, serta mendukung kolaborasi dalam implementasi strategi.
Apa Saja Kesalahan Umum yang Sering Terjadi dalam Proses Manajemen Strategi?
Dalam menjalankan proses manajemen strategi, tidak jarang perusahaan melakukan beberapa kesalahan yang bisa menghambat pencapaian tujuan. Nah, berikut ini beberapa kesalahan umum dalam manajemen strategi yang perlu kamu ketahui:
- Tujuan yang Tidak Jelas: Strategi sulit dijalankan jika target tidak spesifik, terukur, realistis, relevan, dan berbatas waktu, sehingga tim bingung arah yang harus diambil.
- Kurangnya Riset dan Analisis: Mengabaikan analisis pasar, tren, dan kebutuhan pelanggan membuat strategi kurang relevan atau salah sasaran.
- Mengabaikan Sumber Daya: Tanpa alokasi dana, SDM, dan waktu yang cukup, implementasi strategi bisa terhambat.
- Tidak Melibatkan Karyawan: Jika tim yang menjadi pelaksana utama tidak dilibatkan, strategi sulit berjalan dan motivasi menurun.
- Komunikasi yang Buruk: Informasi strategis yang tidak tersampaikan dengan baik dapat menimbulkan misinterpretasi dan ketidakselarasan di seluruh organisasi.
- Fokus Berlebihan pada Taktik: Terlalu sibuk dengan kegiatan operasional harian membuat perusahaan kehilangan arah visi strategis jangka panjang.
- Tidak Fleksibel/Adaptif: Strategi yang tidak menyesuaikan diri dengan perubahan pasar atau kondisi eksternal bisa cepat usang.
- Pengukuran dan Evaluasi yang Lemah: Tanpa pemantauan kinerja secara berkala, sulit mengetahui apakah strategi efektif atau perlu disesuaikan.
- Mengabaikan Faktor Manusia & Budaya: Kesejahteraan tim dan budaya organisasi yang diabaikan dapat menurunkan motivasi dan kinerja.
- Kurang Rencana Darurat (Risiko): Tidak menyiapkan antisipasi terhadap risiko atau masalah bisa menghambat pelaksanaan strategi.
Cek juga:
Siapa Saja yang Berperan dalam Proses Manajemen Strategi?
Agar strategi bisa berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang diinginkan, perusahaan memerlukan beberapa pihak yang berperan penting dalam setiap tahap proses manajemen strategi. Berikut ini beberapa pihak utama yang terlibat:
- Manajemen Puncak (CEO, Direksi): Pemimpin tertinggi yang menetapkan arah strategis, visi, misi, dan tujuan jangka panjang perusahaan.
- Manajer Unit Bisnis Strategis (SBU): Memastikan strategi di tingkat bisnis selaras dengan strategi korporat dan membantu perencanaan taktis.
- Manajer Fungsional: Menerjemahkan strategi ke tindakan operasional harian di departemen masing-masing, seperti pemasaran, keuangan, atau SDM.
- Karyawan: Melaksanakan tugas sehari-hari, mengamati lingkungan, memberikan masukan, dan terlibat langsung dalam implementasi strategi.
- Perencana Perusahaan (Corporate Planners): Profesional yang menganalisis data, mengkaji lingkungan, dan membantu merumuskan strategi untuk mendukung pengambilan keputusan.
- Konsultan Strategi: Pihak eksternal yang memberi perspektif baru, analisis objektif, dan saran untuk pengembangan strategi yang lebih efektif.
- Pemangku Kepentingan Lainnya (Stakeholders): Meliputi pemegang saham/pemilik yang menyediakan sumber daya, pelanggan dan pemasok yang memberi wawasan pasar, serta lembaga pengatur yang memastikan strategi mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Nah, kalau kamu tertarik buat jadi bagian dari tim yang merancang dan menjalankan strategi perusahaan, kamu bisa mulai mempersiapkan bekal pentingnya dengan kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Cakrawala.

Di sini, kuliahnya berbasis industri dan diajarkan oleh dosen praktisi berpengalaman, jadi kamu bisa belajar langsung dari orang yang sudah berpengalaman di dunia manajemen.
Selain itu, pembelajarannya didukung praktik langsung, termasuk magang sejak semester pertama dan penggunaan berbagai tools manajemen, mulai dari Microsoft Office, ERP, CRM, SPSS, hingga HRIS, yang sangat berguna ketika bekerja dalam manajemen strategi.
Menariknya lagi, Universitas Cakrawala punya program penyaluran kerja ke lebih dari 1.000 perusahaan mitra lho, sehingga peluang kariermu setelah lulus bisa lebih terbuka.
Contoh Proses Manajemen Strategis dalam Kehidupan Nyata
Proses manajemen strategi bisa langsung terlihat di berbagai perusahaan, mulai dari yang kecil sampai besar, saat mereka merancang, menerapkan, dan mengevaluasi langkah untuk mencapai tujuan. Berikut beberapa contoh nyata di dunia perusahaan:
- McDonald’s (Adaptasi Menu dan Teknologi): McDonald’s merancang strategi dengan mengikuti tren kesehatan dan perilaku konsumen. Implementasinya meliputi peluncuran menu lebih sehat seperti salad dan buah, serta penggunaan kios pemesanan mandiri dan aplikasi mobile.
- PT Indofood (Diversifikasi dan Ekspansi Pasar): Perusahaan ini menggunakan manajemen strategis untuk memperkuat posisi globalnya. Strateginya mencakup diversifikasi produk dari mie instan ke makanan ringan dan bumbu, serta ekspansi pasar ke mancanegara.
- Toyota (Keunggulan Operasional): Toyota menekankan efisiensi maksimal dan pengurangan limbah melalui Toyota Production System (TPS). Strategi ini diterapkan dengan ekspansi global, menyesuaikan produk untuk tiap segmen pasar, dan evaluasi berkelanjutan fokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan.
- Coca-Cola (Diversifikasi dan Akuisisi): Perusahaan mengubah cakupan bisnis dari minuman soda menjadi “perusahaan minuman total”. Strategi ini diimplementasikan dengan memasuki pasar air mineral dan sari buah serta mengakuisisi merek seperti Dasani dan Minute Maid, sehingga pendapatan jangka panjang lebih aman.
FAQ
1. Apa Perbedaan antara Manajemen Strategis dan Perencanaan Strategis?
Seringkali istilah ini terdengar mirip, tapi sebenarnya punya fokus yang berbeda:
- Manajemen Strategis: Proses menyusun, menerapkan, dan mengevaluasi strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Lebih luas karena mencakup implementasi dan pengendalian strategi.
- Perencanaan Strategis: Fokus pada penyusunan rencana atau strategi itu sendiri, termasuk menetapkan visi, misi, tujuan, dan langkah-langkah yang akan diambil.
2. Apakah Proses Manajemen Strategi di Sektor Publik Berbeda dengan Sektor Swasta?
Meskipun prinsip dasarnya sama, ada beberapa perbedaan karena tujuan dan konteks organisasi berbeda:
- Sektor Swasta: Fokus pada keuntungan, pertumbuhan bisnis, dan kepuasan pelanggan. Strategi sering bersifat fleksibel dan cepat beradaptasi dengan pasar.
- Sektor Publik: Tujuannya lebih ke pelayanan masyarakat dan efisiensi penggunaan anggaran. Proses strateginya biasanya lebih formal, transparan, dan mempertimbangkan regulasi pemerintah.
3. Apa Dampak Jangka Panjang dari Kegagalan Proses Manajemen Strategi Terhadap Keberlanjutan Bisnis?
Jika strategi tidak dijalankan dengan tepat, konsekuensinya bisa signifikan bagi perusahaan:
- Penurunan kinerja: Target pertumbuhan atau profitabilitas sulit tercapai.
- Kehilangan daya saing: Perusahaan tertinggal dibanding kompetitor yang lebih adaptif.
- Risiko finansial: Penggunaan sumber daya menjadi tidak efisien, dan investasi bisa sia-sia.
- Reputasi dan kepercayaan menurun: Pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan lain bisa kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan.
Tertarik Mendalami dan Berkarier di Bidang Manajemen Strategi? Persiapkan di Universitas Cakrawala Sekarang!
Jadi, itu dia penjelasan lengkap soal proses manajemen strategi, mulai dari penetapan tujuan, analisis lingkungan, perumusan strategi, sampai evaluasi, beserta contoh penerapannya di perusahaan nyata.
Kalau kamu ingin mendalami dan siap berkarier di bidang ini, kamu bisa kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Cakrawala! Di sini, proses manajemen strategi dipelajari secara menyeluruh lewat kurikulum yang menekankan teori sekaligus praktik langsung.
Adapun, berikut beberapa hal yang membuat kuliah di Universitas Cakrawala berbeda dari kampus lain:
- Fasilitasi Penyaluran Kerja: Terhubung dengan 1.000+ perusahaan mitra untuk memperluas peluang karier, termasuk di bidang manajemen strategi dan bisnis.
- Kampus Siap Kerja: Kurikulum dan praktik langsung dirancang agar lulusan siap bersaing dan langsung menerapkan strategi di dunia profesional.
- Magang Sejak Semester Pertama: Mahasiswa langsung terlibat dalam proyek nyata di perusahaan.
- Kurikulum Berbasis Industri: Materi disusun bersama praktisi manajemen strategi agar sesuai kebutuhan dunia kerja terkini.
- Dosen Praktisi: Belajar langsung dari profesional berpengalaman yang terbiasa mengelola strategi di berbagai industri.
Tunggu apa lagi? Yuk, langsung daftar atau konsultasi gratis di sini untuk tahu lebih lanjut soal program dan fasilitas di Universitas Cakrawala. Mulai perjalananmu menjadi profesional yang mahir dalam proses manajemen strategi dan siap bersaing di dunia kerja!
Referensi
The 5 stages of the strategic management process [Buka]