10 Contoh Supply Chain Management di Berbagai Industri

School of Engineering and Computer Science
Tayang 23 December 2025
Diperbarui 23 December 2025
Waktu Baca 9 Minutes

Sudah Direview Oleh Expert

Ditulis oleh

Rahmawati

Pernah kepikiran nggak sih gimana barang yang kita beli di toko bisa sampai ke tangan kita dengan tepat waktu? Semua itu nggak lepas dari Supply Chain Management (SCM) yang mengatur alur dari produsen sampai ke konsumen.

 

Nah, di artikel ini, kita bakal bahas contoh Supply Chain Management (SCM) di berbagai industri, mulai dari manufaktur, fashion, sampai UKM, plus proses dan tantangannya. Yuk, simak sampai habis supaya kamu makin paham cara kerja rantai pasok yang efektif!

 

Key Takeaways

 

  • Contoh SCM bisa ditemukan di berbagai industri, mulai dari manufaktur, ritel, makanan & minuman, e-commerce, logistik, UKM, hingga energi dan pertambangan.
  • Supply Chain Management penting karena bantu perusahaan menghemat biaya operasional, menjaga kualitas produk, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • SCM bisa dipelajari lebih mendalam di Universitas Cakrawala melalui Jurusan Teknik Industri, dengan kurikulum berbasis industri, magang sejak semester pertama, dan bimbingan dari dosen praktisi agar mahasiswa siap berkarier di berbagai sektor.

 

10 Contoh Supply Chain Management (SCM) Berdasarkan Industri

 

Contoh penerapan Supply Chain Management (SCM) sebenarnya sudah diterapkan di banyak industri, mulai dari manufaktur, ritel, makanan & minuman, hingga UKM, untuk memastikan aliran barang dan jasa berjalan lancar dari produsen sampai ke konsumen.

 

Berikut beberapa contoh SCM di berbagai sektor industri yang bisa membantumu memahami cara kerja rantai pasok secara nyata:

 

1. Industri Manufaktur (Contoh: Toyota)

 

Toyota dikenal menerapkan sistem produksi Just-in-Time (JIT), yang merupakan contoh SCM yang sangat efisien. Sistem ini bantu memastikan tiap komponen mobil tiba tepat saat dibutuhkan di jalur produksi, jadi tidak ada barang yang menumpuk atau terbuang sia-sia.

 

Beberapa cara Toyota menerapkan SCM antara lain:

 

  • Perencanaan dan Pengadaan: Toyota mengatur pengiriman komponen mobil seperti mesin, ban, dan bodi dari pemasok tepat saat dibutuhkan di jalur produksi JIT.
  • Produksi: Menggunakan Toyota Production System (TPS), perusahaan fokus menghilangkan pemborosan di setiap tahap perakitan dan memastikan setiap proses berjalan efisien.
  • Distribusi: Toyota memanfaatkan jaringan distribusi yang luas dan sistem pelacakan kendaraan, sehingga mobil bisa sampai ke dealer dengan tepat waktu dan sesuai jadwal pengiriman.
  • Manajemen Pengembalian: Perusahaan punya sistem untuk menangani pengembalian kendaraan rusak atau perlu recall secara cepat.

 

2. Industri Ritel (Contoh: Indomaret)

 

Indomaret merupakan salah satu contoh penerapan Supply Chain Management (SCM) di industri ritel yang berfokus pada efisiensi distribusi dan ketersediaan produk di ribuan tokonya.

 

Perusahaan memastikan barang bisa sampai ke rak toko dengan cepat dan tepat waktu, sekaligus mengurangi biaya inventaris/penyimpanan. Beberapa cara Indomaret menerapkan SCM antara lain:

 

  • Pusat Distribusi (Gudang Raksasa): Barang dari pemasok langsung dikirim ke gudang strategis, disortir, dan didistribusikan ke toko-toko terdekat setiap malam.
  • Strategi Lean Supply Chain dan Cross-Docking: Barang tidak disimpan lama di gudang, sehingga pengiriman lebih cepat dan biaya penyimpanan berkurang.
  • Sistem Manajemen Rantai Pasokan Digital: Stok di setiap toko dipantau secara real-time menggunakan software atau sistem, dan pengadaan barang direncanakan berdasarkan data penjualan yang akurat.
  • Fokus pada Ketersediaan Produk: Indomaret memastikan semua produk populer, seperti mie instan atau kebutuhan sehari-hari, selalu tersedia di ribuan toko, termasuk di daerah terpencil.

 

3. Industri Makanan & Minuman (Contoh: Mixue)

 

Mixue berhasil mendominasi pasar dengan mengelola bisnisnya sebagai perusahaan supply chain, bukan sekadar penjual es krim. Fokus utama mereka adalah menekan biaya bahan baku dan memastikan pengiriman ke ribuan gerai berjalan lancar dan tepat waktu.

 

Beberapa cara Mixue menerapkan SCM antara lain:

 

  • Pabrik Sendiri untuk Bahan Baku: Mixue memproduksi bahan utama seperti bubuk es krim, teh, dan sirup di pabrik mereka sendiri, tanpa melalui perantara, jadi biaya bahan baku lebih rendah.
  • Sentralisasi Produksi dan Logistik: Bahan baku diproses di pabrik terpusat dan dikirim ke seluruh gerai secara gratis. Ini memotong biaya distribusi dan mempercepat pengiriman.
  • Strategi Harga Ekstrem Rendah: Efisiensi SCM memungkinkan Mixue menekan biaya hingga 20% lebih rendah dibanding kompetitor, makanya harga es krim bisa tetap murah dan kompetitif.
  • Fokus pada Ketersediaan Produk: Dengan manajemen rantai pasok yang baik, semua gerai Mixue selalu menerima bahan baku tepat waktu, menjaga kualitas dan konsistensi produk di seluruh waralaba.

 

4. Perusahaan E-commerce (Contoh: Amazon)

 

Amazon menjadi contoh Supply Chain Management (SCM) selanjutnya di sektor e-commerce yang mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan kepuasan pelanggan.

 

Perusahaan menggunakan teknologi canggih untuk memastikan produk tersedia dan bisa dikirim ke pelanggan dengan cepat, termasuk opsi pengiriman satu atau dua hari bagi anggota Prime. Beberapa cara Amazon menerapkan SCM antara lain:

 

  • Peramalan Permintaan: Menggunakan algoritma dan analisis data penjualan untuk memprediksi barang yang akan laku, sehingga stok selalu tersedia sesuai kebutuhan pelanggan.
  • Jaringan Gudang Otomatis: Lebih dari 490 gudang di seluruh dunia menggunakan robotika dan otomatisasi untuk mempercepat pengambilan dan pengepakan pesanan.
  • Logistik dan Pengiriman: Amazon mengoptimalkan rute pengiriman dan memiliki armada sendiri, termasuk pesawat dan van, untuk memastikan paket sampai tepat waktu.
  • Prediksi Barang Laris: Produk yang diprediksi populer dipindahkan ke gudang dekat lokasi pelanggan, bahkan sebelum pesanan dilakukan biar pengiriman lebih cepat.

 

5. Industri Logistik dan Transportasi (Contoh: JNE Express)

 

Contoh Supply Chain Management

Sumber: Freepik

 

Perusahaan logistik seperti JNE Express menjadi contoh SCM yang fokus pada pergerakan barang. Bisnis utama mereka adalah mengelola rantai pasok milik perusahaan lain, memastikan barang dari penjual sampai ke pembeli dengan tepat waktu dan bisa dilacak.

 

Beberapa cara JNE/J&T menerapkan SCM antara lain:

 

  • Layanan Fulfillment Terintegrasi: Menyediakan pergudangan, pengepakan, dan pengiriman barang secara terintegrasi untuk membantu pelaku bisnis fokus pada pengembangan usaha.
  • Warehouse Management System (WMS): Mengatur dan memonitor stok masuk dan keluar barang dengan akurat, sehingga operasi gudang lebih efisien.
  • Tracking Real-time: Menyediakan sistem pelacakan paket canggih, jadi pembeli dan penjual bisa mengetahui posisi barang secara akurat.

 

Intinya, di sini JNE berperan sebagai "pipa" utama yang menghubungkan penjual dan pembeli, memastikan aliran barang berjalan lancar, cepat, dan aman sampai ke tujuan.

 


 

Cek juga:

 

 


 

6. Industri Kesehatan atau Farmasi (Contoh: Kimia Farma)

 

Supply Chain Management (SCM) di industri kesehatan atau farmasi punya peran yang penting banget karena berkaitan langsung dengan kualitas obat dan keselamatan pasien. 

 

Nah, perusahaan seperti Kimia Farma mengelola rantai pasok secara ketat agar obat, vaksin, dan produk kesehatan tetap aman, terjaga mutunya, dan tersedia tepat waktu. Beberapa cara Kimia Farma menerapkan SCM antara lain:

 

  • Manajemen Rantai Dingin (Cold Chain): Obat dan vaksin tertentu disimpan dan didistribusikan menggunakan gudang serta kendaraan berpendingin dengan suhu yang terkontrol selama 24 jam.
  • Pengelolaan Waktu Kedaluwarsa: Distribusi obat diatur agar produk yang mendekati masa kedaluwarsa segera disalurkan dan tidak sampai digunakan melewati batas aman.
  • Kepatuhan terhadap Regulasi: Seluruh proses distribusi obat dicatat dan diawasi sesuai aturan pemerintah dan BPOM untuk memastikan keamanan serta legalitas produk.
  • Distribusi Terkoordinasi: Obat dikirim ke apotek, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan dengan sistem yang terjadwal dan terpantau.

 

7. Industri Elektronik (Contoh: Samsung)

 

Di industri elektronik, SCM harus dikelola secara cepat karena siklus hidup produk sangat cepat dan model baru terus bermunculan.

 

Samsung contohnya, menerapkan manajemen rantai pasok yang fleksibel agar produksi perangkat elektronik tetap stabil dan mampu mengikuti permintaan pasar global.

 

Beberapa cara Samsung menerapkan SCM antara lain:

 

  • Diversifikasi Pemasok (Multi-sourcing): Komponen penting seperti chip dan layar diperoleh dari beberapa pemasok di berbagai negara untuk mengurangi risiko gangguan pasokan.
  • Fasilitas Produksi Dekat Pasar: Samsung membangun pabrik di wilayah strategis, seperti Vietnam, untuk melayani pasar konsumen di kawasan Tenggara dan Asia Pasifik dengan waktu pengiriman yang lebih singkat.
  • Manajemen Produksi Fleksibel: Kapasitas produksi dapat disesuaikan dengan tren permintaan agar stok tidak berlebihan dan produk cepat sampai ke konsumen.
  • Koordinasi Global: SCM menghubungkan pemasok, pabrik, dan distributor secara terintegrasi untuk menjaga kelancaran aliran komponen dan produk jadi.

 

8. Industri Fashion (Contoh: Zara)

 

Zara dikenal sebagai brand fashion yang punya rantai pasok sangat cepat, sehingga tren terbaru bisa segera hadir di toko. Kuncinya, Zara mengatur hampir seluruh proses bisnisnya sendiri, dari desain baju sampai barang tiba di rak toko.

 

Cara Supply Chain Management (SCM) Zara berjalan bisa dilihat dari poin berikut:

 

  • Proses Terpadu dari Awal hingga Akhir: Zara mengelola desain, produksi, dan distribusi secara langsung tanpa banyak perantara, sehingga pembuatan pakaian bisa selesai hanya dalam 10–15 hari.
  • Produksi Bertahap sesuai Minat Pasar: Model baru dibuat dalam jumlah kecil terlebih dulu, lalu diproduksi ulang dengan cepat jika penjualannya tinggi, sehingga stok tidak menumpuk dan tren tetap terjaga.

 

9. Usaha Kecil Menengah/UKM (Contoh: Papa Cookies)

 

Pada skala usaha kecil dan menengah (UKM), SCM tetap berperan penting buat menjaga kualitas produk dan menekan biaya produksi.

 

Contohnya bisa dilihat dari Papa Cookies, usaha rumahan yang perlu mengatur bahan baku dan produksi secara rapi agar semuanya tetap efisien. Penerapan SCM pada Papa Cookies dapat terlihat dari beberapa aktivitas berikut:

 

  • Perencanaan Produksi Harian: Jumlah cookies yang diproduksi disesuaikan dengan penjualan sebelumnya dan pesanan yang masuk, sehingga produk tetap fresh dan tidak menumpuk.
  • Pengelolaan Bahan Baku: Papa Cookies menjaga ketersediaan bahan seperti tepung, gula, dan cokelat dengan membeli dari pemasok yang konsisten, sehingga proses produksi tidak terganggu dan biaya lebih terkendali.

 

10. Industri Energi dan Pertambangan (Contoh: Pertamina)

 

Di sektor energi dan pertambangan, SCM berperan besar karena distribusi dilakukan dalam volume sangat besar dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Pertamina mengelola rantai pasok energi dari hulu hingga hilir agar pasokan bahan bakar tetap tersedia dan merata.

 

Penerapan contoh SCM di Pertamina dapat dilihat dari beberapa aktivitas utama berikut:

 

  • Logistik Energi Skala Besar: Pertamina mengatur distribusi minyak mentah, gas, dan BBM menggunakan kapal tanker, jaringan pipa, serta terminal penyimpanan yang tersebar di berbagai daerah.
  • Pengelolaan Stok dan Rute Distribusi: Kebutuhan BBM di setiap wilayah dihitung secara berkala, termasuk saat periode tinggi seperti libur panjang, agar pasokan ke depot dan SPBU tetap aman dan tepat waktu.

 

Banner-Industri

 


 

Cek juga:

 

 


 

Apa Saja Tantangan dalam Supply Chain Management (SCM) dan Contoh Mengatasinya?

 

Dalam praktiknya, perusahaan sering menghadapi berbagai tantangan yang bisa memengaruhi kelancaran aliran barang. Tantangan ini bisa muncul dari pemasok, produksi, distribusi, hingga faktor eksternal seperti cuaca atau regulasi.

 

Berikut beberapa tantangan dalam SCM beserta contoh cara perusahaan mengatasinya:

 

  • Ketidakpastian Permintaan: Permintaan pasar bisa berubah tiba-tiba, jadi sulit menebak stok yang dibutuhkan. Solusinya, perusahaan pakai data penjualan historis dan analitik canggih seperti Indomaret untuk prediksi kebutuhan barang lebih tepat.
  • Visibilitas Rantai Pasokan Rendah: Sulit melihat posisi barang secara real-time bikin pengiriman dan stok jadi bermasalah. Cara mengatasinya, gunakan teknologi IoT dan RFID supaya manajer bisa pantau stok dan pengiriman lewat dashboard langsung.
  • Biaya Transportasi Tinggi: Bahan bakar mahal atau rute pengiriman panjang bisa bikin biaya logistik membengkak. Contohnya, pakai software optimasi rute dan kerja sama dengan penyedia logistik pihak ketiga (3PL) untuk pengiriman lebih cepat dan hemat.
  • Gangguan Global: Bencana alam, pandemi, atau konflik bisa mengganggu rantai pasokan. Solusinya, diversifikasi pemasok, buat rencana cadangan, dan jaga komunikasi dengan semua pihak supaya respons cepat saat terjadi masalah.
  • Manajemen Inventaris dan Gudang: Stok berlebih atau habis sama-sama bikin rugi. Perusahaan bisa pakai sistem gudang (WMS) berbasis cloud untuk otomatisasi, melacak stok, dan restock tepat waktu.
  • Kesenjangan Tenaga Kerja: Kurangnya tenaga terampil di gudang atau pengiriman bisa memperlambat SCM. Cara mengatasi, latih staf secara rutin dan otomatisasi tugas yang berulang supaya operasional tetap lancar.

 

FAQ

1. Bagaimana Perusahaan Besar Menerapkan SCM yang Efektif?

 

Perusahaan besar biasanya punya rantai pasok yang kompleks, jadi perlu strategi yang matang agar aliran barang, informasi, dan jasa berjalan lancar. Berikut beberapa cara mereka menerapkan SCM secara efektif:

 

  • Perencanaan Produksi dan Permintaan: Mengatur produksi sesuai kebutuhan pasar, sehingga barang tidak menumpuk atau kekurangan.
  • Kolaborasi dengan Pemasok dan Distributor: Menjalin komunikasi dan kerja sama erat dengan pemasok, produsen, dan distributor untuk memastikan aliran barang tepat waktu.
  • Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan software SCM, sistem pelacakan, dan analitik data untuk memonitor stok, pengiriman, dan kinerja rantai pasok secara real-time.
  • Manajemen Risiko: Membuat rencana cadangan untuk menghadapi gangguan, seperti bencana alam atau keterlambatan pengiriman.

 

2. Apa Saja Contoh Aplikasi Teknologi dalam SCM?

 

Teknologi memegang peran penting dalam membuat SCM lebih cepat, efisien, dan akurat. Beberapa contohnya antara lain:

 

  • Sistem Manajemen Gudang (WMS): Membantu memantau stok dan mengatur penempatan produk di gudang secara otomatis.
  • Internet of Things (IoT) & RFID: Memungkinkan pelacakan barang secara real-time dari gudang hingga ke pelanggan.
  • Software Optimasi Rute: Mempercepat pengiriman dengan memilih jalur distribusi paling efisien.
  • Analitik Data dan Big Data: Membantu perusahaan memprediksi permintaan dan merencanakan stok dengan lebih tepat.

 

3. Apa Keuntungan Yang Didapat dari SCM yang Baik?

 

SCM yang baik tidak hanya membuat operasional lancar, tapi juga mendukung keberlanjutan bisnis jangka panjang. Beberapa keuntungan utamanya:

 

  • Efisiensi Biaya: Mengurangi pemborosan dan biaya penyimpanan, transportasi, dan produksi.
  • Pengiriman Tepat Waktu: Barang sampai ke pelanggan sesuai jadwal, meningkatkan kepuasan konsumen.
  • Kualitas Produk Terjaga: Proses rantai pasok yang baik memastikan produk tetap berkualitas dan konsisten.
  • Fleksibilitas dan Responsif: Perusahaan bisa lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan atau kondisi pasar.
  • Keberlanjutan Bisnis: SCM yang baik membantu perusahaan tetap kompetitif, menjaga reputasi, dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.

 

Tertarik Mendalami dan Berkarier di Bidang SCM? Persiapkan di Universitas Cakrawala!

 

Jadi, itulah penjelasan lengkap tentang contoh Supply Chain Management di berbagai industri, mulai dari manufaktur, ritel, makanan & minuman, e-commerce, hingga energi dan farmasi.

 

Nah, kalau kamu ingin mendalami dan berkarier di bidang SCM, kamu bisa kuliah di Jurusan Teknik Industri Universitas Cakrawala!

 

Di sini, manajemen rantai pasok dipelajari secara menyeluruh, mulai dari teori dasar hingga praktik nyata di dunia kerja, sehingga kamu siap menghadapi berbagai tantangan industri.

 

Berikut beberapa hal yang membuat kuliah di Universitas Cakrawala berbeda dari kampus lain:

 

  • Fasilitasi Penyaluran Kerja: Terhubung dengan 1000+ perusahaan mitra untuk membuka peluang karier di bidang supply chain, logistik, dan manajemen operasional.
  • Kampus Siap Kerja: Kurikulum dan praktik langsung dirancang agar lulusan siap bersaing di dunia profesional SCM.
  • Magang Sejak Semester Pertama: Mahasiswa langsung terlibat dalam proyek logistik, pergudangan, atau rantai pasok perusahaan, membangun pengalaman kerja sejak awal.
  • Kurikulum Berbasis Industri: Materi disusun bersama praktisi SCM dan logistik agar sesuai kebutuhan dunia kerja terkini.
  • Dosen Praktisi: Belajar langsung dari profesional berpengalaman di bidang supply chain.

 

Yuk, langsung daftar atau konsultasi gratis di sini untuk tahu lebih lanjut soal program dan fasilitas di Universitas Cakrawala. Mulai perjalanan kariermu di bidang SCM yang bikin siap bersaing di berbagai industri sekarang juga!

Banner Picture

Kategori:

School of Engineering and Computer Science

Cakrawala

Share

Penulis

Rahmawati

Rahmawati adalah SEO Content Writer dengan satu tahun pengalaman dalam menulis konten. Dari pengalamannya, Ia senang menciptakan artikel yang informatif untuk audiens di berbagai industri, mulai dari edukasi, media, finansial, hingga otomotif.

Logo Cakrawala Black

Jl. Kemang Timur No.1, RT.14/RW.8, Pejaten Bar., Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

© 2023 Cakrawala University. All Rights Reserved.