Cerita Bima: Jadi Finalis Lomba UI/UX dengan Karya Inovatif

Umum
Tayang 11 August 2025
Diperbarui 11 August 2025
Waktu Baca 7 Minutes

Sudah Direview Oleh Expert

Ditulis oleh

Rahmawati

Di artikel kali ini, kita bakal kenalan sama Bima Turangga Bayu Pratama, mahasiswa AI dan Ilmu Komputer Universitas Cakrawala yang punya passion besar di dunia desain UI/UX.

 

Lewat pengalaman ikut lomba UI/UX Design di Universitas Al Azhar Indonesia, Bima berhasil menunjukkan karya kreatifnya dengan pendekatan yang unik dan keren!

 

Penasaran gimana perjalanan Bima sampai bisa berprestasi dan gimana dukungan kampus membantu dia? Yuk, simak ceritanya sampai habis!

 

Kenalan Dulu Sama Bima Turangga Bayu Pratama!

 

Bima Turangga Bayu Pratama adalah mahasiswa Jurusan AI dan Ilmu Komputer di Universitas Cakrawala. Dia dikenal sebagai sosok yang penuh semangat dan punya ketertarikan kuat di bidang teknologi.

 

Walau fokus utamanya di AI dan Ilmu Komputer, Bima memang sangat menyukai desain. Dia suka menggabungkan kreativitas dan teknologi dalam berbagai proyek yang dia kerjakan.

 

“Menurut aku, desain itu cara terbaik untuk menyampaikan ide lewat visual yang menarik dan mudah dimengerti,” kata Bima.

 

Selain itu, dia juga aktif mengasah skill desain dan teknologi lewat berbagai kegiatan kampus. Semangatnya? Selalu pengen terus berkarya dan kasih dampak positif lewat karyanya.

 

Baca Juga: Jurusan Ilmu Komputer: Mata Kuliah, Prospek Kerja, Skill

 

Kompetisi Apa Sih yang Bima Ikutin?

 

Lomba UI UX - Bima

Sumber: if.uai.ac.id

 

Kemarin, Bima dapet kesempatan buat ikut lomba UI/UX Design di Universitas Al Azhar Indonesia. Lomba ini jadi bagian dari rangkaian acara tahunan FORTEX 5.0 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Informatika Universitas Al Azhar Indonesia (HMIF UAI).

 

Kegiatan ini mengusung tema “Smart Cities and Sustainable Development: AI as a Catalyst for Change”. Selain lomba UI/UX, ada satu lomba lain yang juga jadi bagian dari acaranya.

 

Nah, khusus lomba UI/UX ini sendiri, pesertanya rame banget. Ada 47 tim dengan total lebih dari 200 mahasiswa, berasal dari kampus-kampus ternama se-Indonesia seperti ITB, UGM, UNAIR, UB, Binus, dan sebagainya.

 

Intip Yuk, Serunya Lomba UI/UX Design yang Bima Ikuti!

 

Lomba UI/UX ini menantang peserta untuk merancang antarmuka pengguna (tampilan dan sistem interaksi di aplikasi atau website) yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan kota cerdas—kota yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.

 

Di ajang ini, Bima mengusung Jobo, platform pencarian kerja dengan fitur unggulan Match Jobs. Fitur ini membantu pencari kerja menemukan lowongan sesuai keahlian dan preferensi mereka—secepat menemukan jodoh!

 

Serunya lagi, kompetisi ini tuh bukan cuma soal desain yang keren, lho. Peserta juga ditantang buat nunjukin kemampuan teknis sekaligus mengasah kreativitas dalam menciptakan solusi yang benar-benar bermanfaat.

 

“Menurutku, lomba ini bukan cuma soal desain yang menarik, tapi juga gimana aku bisa memecahkan masalah pengguna dengan pendekatan yang human-centered—alias berfokus pada kebutuhan dan pengalaman orang yang akan memakainya,” kata Bima.

 

Lewat lomba ini, ia belajar merancang solusi digital yang estetik sekaligus fungsional, supaya berdampak langsung ke pengalaman pengguna.

 

Baca Juga: Apakah Jurusan Ilmu Komputer Susah? Cek Jawabannya!

 

Tantangan Apa Saja yang Bikin Bima Nggak Mudah Menyerah?

 

"Pastinya banyak tantangan yang aku hadapi! Mulai dari tekanan waktu sampai gimana caranya bikin presentasi yang bikin juri langsung ‘ngeh’ sama ideku," cerita Bima sambil senyum tipis.

 

Lomba UI/UX ini memang nggak cuma soal bikin desain yang keren, tapi juga melatih peserta untuk berpikir cepat, menyelesaikan masalah (problem solving), dan menyampaikan ide secara meyakinkan.

 

Nah, berikut beberapa tantangan utama yang Bima hadapi selama kompetisi berlangsung:

 

Tantangan 1: Berpacu dengan Tekanan Waktu

 

Bima cuma punya waktu terbatas untuk menyelesaikan desain sekaligus mempersiapkan presentasi.

 

“Waktu itu, aku bener-bener harus fokus dan nggak boleh buang waktu. Rasanya kayak dikejar deadline skripsi, tapi versi kilatnya,” ujar Bima sambil tertawa kecil.

 

Tantangan 2: Menemukan Solusi Desain yang Tepat

 

Nggak cukup cuma bikin tampilan yang estetik, desain juga harus bisa memecahkan masalah pengguna. Di sinilah skill problem solving diuji habis-habisan. Bima harus memastikan setiap elemen desain punya fungsi dan alasan yang kuat.

 

Tantangan 3: Menyampaikan Ide dengan Presentasi yang Meyakinkan

 

Buat Bima, tahap presentasi sama pentingnya dengan proses desain. “Idenya sebagus apapun kalau nggak bisa disampaikan dengan jelas, ya susah meyakinkan juri,” kata Bima.

 

Karena itu, ia belajar memilih kata yang tepat, mengatur alur, dan menguasai panggung saat presentasi.

 

Tantangan 4: Bersaing dengan Peserta Berpengalaman

 

Di antara puluhan peserta dari kampus top se-Indonesia, banyak yang sudah punya pengalaman proyek besar. “Agak minder sih awalnya, tapi aku pikir ini justru kesempatan buat belajar dari mereka,” ujarnya mantap.

 

Walau begitu, Bima tetap percaya diri dan memberikan yang terbaik. Apalagi, ia mendapat dukungan penuh dari Universitas Cakrawala yang selalu mendorong mahasiswanya untuk berani tampil dan unjuk kemampuan di level nasional.

 

Jurusan dan Kampus Bikin Tantangan Itu Jadi Lebih Ringan!

 

“Aku bangga banget sama hasil karyaku. Tapi jujur, aku nggak expect bisa melaju sampai babak final. Ini semua berkat jurusan dan kampusku sih,” cerita Bima sambil tertawa kecil.

 

Menurutnya, semua yang dipelajari di jurusan AI dan Ilmu Komputer selama kuliah punya peran besar dalam lomba ini. Bahkan, ada mata kuliah yang langsung nyambung sama tantangan yang dihadapinya.

 

Nah, ini dia beberapa cara jitu yang Bima pakai untuk menaklukkan tantangan-tantangan yang dihadapi, mulai dari ilmu kuliah sampai dukungan penuh dari Universitas Cakrawala.

 

1. Ilmu dari Mata Kuliah Interaksi Manusia dan Komputer

 

Salah satu bekal penting Bima adalah mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer (Human-Computer Interaction/HCI). Mata kuliah ini membahas bagaimana manusia berinteraksi dengan perangkat atau aplikasi, supaya teknologi jadi mudah digunakan.

 

Di sini, Bima belajar metode design thinking—cara kreatif memecahkan masalah—mulai dari tahap empathize (memahami kebutuhan pengguna) sampai prototyping (membuat rancangan awal produk).

 

“Mata kuliah ini ngajarin aku buat mikirin pengguna dulu sebelum bikin solusi. Jadi hasilnya lebih tepat sasaran,” jelasnya.

 

2. Dibiayai untuk Ikut Kompetisi oleh Kampus

 

Dukungan kampus terasa nyata lewat pembiayaan penuh untuk pendaftaran dan kebutuhan lomba. Dengan begitu, Bima bisa fokus mengembangkan karya tanpa terbebani biaya.

 

“Rasanya tenang banget, jadi pikiran nggak kebagi-bagi dan bisa total di persiapan,” ujarnya.

 

3. Mentoring Intensif Bersama Dosen

 

Selain materi kuliah, Bima juga mendapatkan sesi mentoring langsung dari dosen. Mentoring ini semacam bimbingan khusus di luar jam kuliah, di mana ide-ide Bima dipertajam dan strategi eksekusinya dimatangkan.

 

Mentoring ini bikin aku makin yakin sama konsep yang dibawa, sekaligus siap bersaing sama peserta lain,” tambahnya.

 

4. Mengasah Skill untuk Proyek Akademis dan Profesional

 

Bagi Bima, pengalaman ini bukan sekadar menang lomba atau masuk final. Semua ilmu dan keterampilan—mulai dari berpikir kreatif, bekerja tim, sampai mengelola proyek—akan ia terapkan di proyek-proyek berikutnya, baik di dunia akademis maupun profesional.

 

“Yang aku pelajari di sini tuh nggak cuma buat lomba, tapi juga buat bekal masa depan,” tutupnya.

 

Baca Juga: Daftar 10 Universitas yang Ada Jurusan Ilmu Komputer

 

Yuk, Ikuti Jejak Bima dan Kembangkan Potensimu di Universitas Cakrawala!

 

Perjalanan Bima di lomba UI/UX barusan nunjukin satu hal: ilmu yang dipelajari di kampus bisa banget langsung dipakai buat karya nyata. Dari belajar design thinking di kelas, dapet mentoring, sampai ikut kompetisi nasional—semuanya jadi bekal berharga buat masa depan.

 

Nah, kalau kamu juga pengen punya pengalaman belajar yang aplikatif kayak gitu, Jurusan AI dan Ilmu Komputer Universitas Cakrawala siap banget jadi tempatnya.

 

Di sini, kamu bakal dibekali kurikulum berbasis industri yang update sama tren teknologi terbaru. Dosen-dosennya pun praktisi berpengalaman, jadi kamu nggak cuma dapat teori, tapi juga insight dari orang yang udah terjun di dunia kerja.

 

Serunya lagi, ada Program 1 Tahun Fokus—3 tahun kuliah, 1 tahun magang atau kerja sama perusahaan mitra. Bahkan, di semester awal pun kamu udah bisa ikut magang atau lomba kayak Bima juga, lho.

 

Lulus nanti? Tenang, ada Program Penyaluran Kerja ke 840+ perusahaan mitra yang siap bantu kamu dapat karier impian di bidang teknologi dan AI.

 

Jadi, siap memulai langkah untuk jadi inovator teknologi masa depan? Yuk, mulai perjalananmu bareng Universitas Cakrawala! Daftar kuliah jurusan AI dan Ilmu Komputer atau konsultasi gratis dulu di sini sekarang, ya!

Banner Picture

Kategori:

Umum

Cakrawala

Share

Penulis

Rahmawati

Rahmawati adalah SEO Content Writer dengan satu tahun pengalaman dalam menulis konten. Dari pengalamannya, Ia senang menciptakan artikel yang informatif untuk audiens di berbagai industri, mulai dari edukasi, media, finansial, hingga otomotif.

Logo Cakrawala Black

Jl. Kemang Timur No.1, RT.14/RW.8, Pejaten Barat, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

© 2023 Cakrawala University. All Rights Reserved.