Kalau lagi riset soal jurusan Psikologi di Indonesia, kamu mungkin menemukan hal yang agak membingungkan: kok ada Psikologi Saintek dan Psikologi Soshum?
Padahal sama-sama disebut “Psikologi”, tapi jalur masuknya beda, materi ujiannya beda, bahkan fokus belajarnya juga bisa beda.
Supaya nggak bingung lagi dan bisa pilih jalur yang paling pas, yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Key Takeaways
- Psikologi Saintek dan Soshum punya perbedaan utama di pendekatan belajar, kurikulum, dan jenis skill yang dibangun, tetapi keduanya tetap mempelajari inti ilmu yang sama: perilaku dan proses mental manusia.
- Tidak ada jalur yang lebih bagus; yang terpenting adalah kecocokan dengan minat dan gaya belajarmu. Kamu tinggal pilih apakah lebih nyaman dengan data dan eksperimen (Saintek) atau interaksi sosial dan komunikasi (Soshum).
- Universitas Cakrawala menjadi pilihan ideal bagi kamu yang ingin belajar Psikologi dengan pendekatan modern dan berbasis industri, lengkap dengan magang sejak semester pertama, dosen praktisi, dan peluang kerja yang luas.
Perbedaan Psikologi Saintek dan Soshum
Walaupun sama-sama disebut jurusan Psikologi, penempatan sebagai Psikologi Saintek atau Psikologi Soshum bikin pengalaman belajarnya cukup berbeda.
Inilah perbedaannya:
1. Perbedaan dari Rumpun Ilmu
Psikologi Saintek ditempatkan di bawah rumpun Sains dan Teknologi. Kampus yang memakai pendekatan ini menganggap Psikologi dekat dengan ilmu-ilmu seperti:
- Biologi: mempelajari bagaimana tubuh, hormon, dan sistem saraf memengaruhi perilaku.
- Neurosains: fokus pada otak, struktur saraf, memori, emosi, dan proses mental lainnya.
- Statistika: dipakai untuk membaca data penelitian, menguji hipotesis, dan memahami pola perilaku manusia.
- Metode eksperimen: teknik penelitian yang menguji sebab-akibat melalui kontrol variabel di laboratorium.
Makanya, fokus Psikologi Saintek lebih ke pemahaman ilmiah tentang manusia, terutama dari sisi otak dan proses biologis. Pendekatannya mirip penelitian sains yang banyak melibatkan data dan eksperimen.
Sebaliknya, Psikologi Soshum masuk ke rumpun Sosial dan Humaniora. Kampus yang memakai pendekatan ini melihat psikologi lebih dekat dengan:
- Sosiologi: mempelajari perilaku manusia dalam kelompok dan dinamika sosial.
- Pendidikan: memahami proses belajar, perkembangan individu, motivasi, dan lingkungan sekolah.
- Komunikasi: melihat bagaimana manusia berinteraksi, membangun relasi, dan menyampaikan pesan.
- Ilmu budaya dan masyarakat: mempelajari bagaimana budaya, norma, dan nilai memengaruhi cara manusia berpikir dan bertindak.
Di Psikologi Soshum, perilaku manusia dipelajari lewat konteks sosial, hubungan antarindividu, dan pengaruh lingkungan. Pendekatan belajarnya lebih banyak observasi dan analisis sosial daripada eksperimen ilmiah.
2. Perbedaan Mata Pelajaran Ujian Masuk

Sumber: Freepik
Perbedaan rumpun membuat materi ujian masuk kampus juga berbeda. Ini penting buat kamu yang lagi persiapan SNBT atau tes seleksi masuk lainnya.
Kalau Psikologi masuk Saintek, materi yang diujikan biasanya berasal dari pelajaran IPA seperti:
- Biologi: relevan untuk memahami dasar neurosciences dan biopsikologi.
- Matematika IPA: penting untuk statistika dan analisis data psikologi.
- Fisika: melatih cara berpikir ilmiah dan logis, berguna untuk metodologi penelitian.
- Kimia: memberi dasar pemahaman proses biologis dalam tubuh.
Kalau Psikologi masuk Soshum, materi seleksinya biasanya dari rumpun IPS seperti:
- Sosiologi: berguna untuk menganalisis perilaku sosial.
- Ekonomi: melatih logika, analisis sistem, dan pengambilan keputusan.
- Geografi: memahami lingkungan sosial dan ruang hidup manusia.
- Sejarah: memberikan konteks perkembangan masyarakat dan budaya.
- Matematika dasar: tetap dibutuhkan untuk statistika psikologi, meski levelnya tidak seberat Matematika IPA.
3. Perbedaan Kurikulum yang Dipelajari
Walaupun sama-sama jurusan Psikologi, penekanan kurikulumnya berbeda sesuai pendekatan kampus. Di Psikologi Saintek, kurikulum biasanya lebih fokus pada aspek ilmiah. Mata kuliah yang sering ditekankan meliputi:
- Psikologi Eksperimental: mempelajari cara merancang dan menjalankan eksperimen.
- Psikometri: menyusun dan menguji alat tes psikologis.
- Statistika Lanjut: untuk menganalisis data penelitian secara mendalam.
- Neuropsikologi: memahami kaitan otak, saraf, dan perilaku.
- Metode Penelitian Kuantitatif: fokus pada survei, eksperimen, dan analisis numerik.
- Praktikum laboratorium: pengalaman langsung melakukan pengukuran dan eksperimen.
Sementara itu, Psikologi Soshum lebih menekankan pada pemahaman perilaku manusia dalam konteks sosial. Mata kuliah yang biasanya muncul antara lain:
- Psikologi Sosial Terapan: mempelajari pengaruh lingkungan dan kelompok terhadap perilaku.
- Psikologi Pendidikan: memahami proses belajar dan perkembangan individu.
- Konseling dasar: mempelajari teknik komunikasi dan empati.
- Komunikasi antarpribadi: fokus pada cara manusia berinteraksi.
- Metode Penelitian Kualitatif: seperti wawancara dan observasi perilaku.
- Psikologi Industri dan Organisasi: mempelajari perilaku di tempat kerja.
Secara garis besar, Psikologi Saintek lebih banyak angka, data, dan eksperimen. Di sisi lain, Psikologi Soshum lebih banyak interaksi, observasi, dan analisis sosial.
Cek juga:
- 6 Universitas dengan Jurusan Psikologi Saintek di Indonesia
- Psikologi Soshum di Universitas Mana Saja? Ini 20 Kampusnya!
4. Perbedaan Skill yang Dikembangkan
Karena pendekatan belajarnya berbeda, skill yang berkembang di Psikologi Saintek dan Psikologi Soshum juga tidak sama. Skill ini nantinya akan sangat berpengaruh ke arah karier dan jenis pekerjaan yang cocok untuk kamu.
Di Psikologi Saintek, kamu akan memiliki kemampuan yang lebih kuat di bidang analitis dan ilmiah. Skill ini sangat relevan untuk karier seperti psikologi klinis, riset perilaku, data analyst, atau assessment psikologi di perusahaan.
Beberapa skill utamanya:
- Scientific thinking: kemampuan berpikir kritis, menganalisis fenomena secara objektif, dan mengevaluasi data penelitian.
- Analisis data: memahami tabel, grafik, dan output software statistik seperti SPSS atau R.
- Pemecahan masalah berbasis data: membuat keputusan berdasarkan bukti, bukan asumsi.
- Desain eksperimen: menyusun penelitian yang menguji sebab-akibat dan mengontrol variabel.
- Pengukuran psikologis (psikometri): memahami cara kerja tes psikologi dan validitas alat ukur.
Sementara itu, lulusan Psikologi Soshum cenderung lebih kuat dalam kemampuan interpersonal dan pemahaman sosial. Skill ini sangat cocok untuk karier seperti konseling pendidikan, HR dan rekrutmen, trainer pengembangan SDM, atau konsultan karier.
Beberapa skill kuncinya:
- Komunikasi interpersonal: kemampuan berbicara, mendengarkan, dan membangun hubungan yang baik.
- Empati dan konseling dasar: memahami emosi, kebutuhan, dan pola pikir seseorang saat berinteraksi.
- Observasi perilaku: membaca bahasa tubuh, dinamika kelompok, dan situasi sosial.
- Problem-solving sosial: mencari solusi dari masalah yang melibatkan manusia dan lingkungan sosial.
- Manajemen orang dan kerja tim: penting di dunia kerja, terutama untuk bidang HR, pendidikan, dan organisasi.
5. Perbedaan Arah dan Fokus Karier
Walaupun lulusan Psikologi Saintek dan Psikologi Soshum sama-sama punya peluang karier yang luas, arah dan fokus pekerjaannya bisa berbeda karena skill yang dikembangkan selama kuliah juga berbeda.
Lulusan Psikologi Saintek biasanya lebih cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan analitis, riset, dan pengolahan data. Beberapa jalur karier yang sering diambil antara lain:
- Psikologi klinis: setelah melanjutkan ke Pendidikan Profesi Psikolog dan mendapatkan izin praktik.
- Peneliti psikologi: di lembaga riset, universitas, institusi kesehatan, atau organisasi pemerintah.
- Psikolog industri & organisasi (fokus assessment): membuat tes psikologi, menganalisis hasil asesmen, dan membantu perusahaan mengambil keputusan berbasis data.
- Behavior data analyst / UX researcher: menganalisis perilaku pengguna di perusahaan teknologi atau startup.
- Pengembang alat tes psikologis: menyusun dan menguji instrumen psikologi seperti tes kepribadian atau psikotes kerja.
Sementara itu, lulusan Psikologi Soshum lebih sering menuju pekerjaan yang melibatkan interaksi manusia, komunikasi, dan pemahaman sosial. Beberapa jalur karier yang umum antara lain:
- Human Resources (HR): rekrutmen, training, onboarding, hingga pengembangan karyawan.
- Konselor pendidikan: membantu siswa menemukan gaya belajar, minat karier, dan mengatasi masalah sekolah.
- Trainer dan fasilitator SDM: mengajar soft skills seperti teamwork, leadership, atau komunikasi efektif.
- Konsultan organisasi: membantu perusahaan memperbaiki budaya kerja, konflik tim, atau efektivitas organisasi.
- Pekerjaan sosial / NGO: menangani program pemberdayaan masyarakat, dukungan psikososial, dan layanan komunitas.
Meski jalur kariernya berbeda, jika kamu ingin menjadi Psikolog, baik dari jalur Saintek maupun Soshum tetap harus melanjutkan ke Pendidikan Profesi Psikologi (PPP) dan mengurus izin praktik.
Persamaan Psikologi Saintek dan Soshum
Walaupun dibedakan menjadi dua rumpun, sebenarnya Psikologi Saintek dan Psikologi Soshum punya banyak kesamaan, yaitu:
- Sama-sama mempelajari perilaku dan proses mental manusia sesuai inti dari Ilmu Psikologi.
- Sama-sama belajar mata kuliah dasar psikologi, seperti Psikologi Umum, Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, dan Psikologi Kepribadian.
- Sama-sama mempelajari metode penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif, hanya penekanannya yang berbeda.
- Sama-sama melatih kemampuan berpikir kritis, memahami emosi, membaca perilaku, dan memecahkan masalah manusia.
- Peluang karier dasarnya relatif sama, seperti HR, pendidikan, riset, organisasi, dan sektor sosial.
- Sama-sama bisa menjadi Psikolog profesional, asalkan melanjutkan ke Pendidikan Profesi Psikologi dan memenuhi syarat izin praktik.
Mana yang Cocok untuk Kamu?

Sumber: Freepik
Memilih Psikologi Saintek atau Psikologi Soshum sebenarnya tergantung pada gaya belajar, kekuatan akademik, dan minatmu sendiri.
Kabar baiknya, dua-duanya tetap membawa kamu ke dunia psikologi, dan dua-duanya punya peluang karier luas. Tidak ada yang lebih “bagus”, yang ada hanya lebih cocok dengan kepribadian dan minatmu.
Berikut panduan sederhana untuk membantu kamu menentukan jalur yang paling pas:
Pilih Psikologi Saintek jika kamu:
- Nyaman dengan Matematika IPA, Biologi, dan konsep ilmiah
- Suka menganalisis data, eksperimen, dan riset
- Tertarik dengan topik seperti neurosains, biopsikologi, atau psikometri
- Ingin bekerja di bidang yang banyak memakai data, seperti riset perilaku atau UX research
- Tipe anak yang suka kepastian, logis, dan objektif dalam mengambil keputusan
Pilih Psikologi Soshum jika kamu:
- Lebih kuat di pelajaran IPS dan komunikasi
- Suka ngobrol, observasi perilaku, dan memahami emosi orang
- Tertarik dengan bidang seperti psikologi sosial, psikologi pendidikan, atau konseling
- Ingin terjun ke dunia HR, pendidikan, organisasi, atau pekerjaan sosial
- Tipe yang senang mendengarkan, sensitif terhadap dinamika manusia, dan nyaman bekerja dengan banyak orang
Kalau masih bingung, tanyakan ini pada diri kamu:
- Lebih suka data dan eksperimen atau orang dan interaksi sosial?
- Lebih nyaman mengerjakan statistika atau studi kasus perilaku?
- Lebih suka belajar soal otak & sains atau hubungan manusia & masyarakat?
Contoh Kampus yang Menawarkan Psikologi Saintek vs Soshum
Berikut daftar kampus yang secara umum dikenal menempatkan jurusan Psikologi di rumpun Saintek atau Soshum. Penempatannya mengikuti kebijakan akademik masing-masing universitas.
Universitas dengan Jurusan Psikologi Saintek
- Universitas Padjadjaran (Unpad)
- Universitas Sebelas Maret (UNS)
- Universitas Hasanuddin (Unhas)
- Universitas Andalas (Unand)
- Universitas Sriwijaya (Unsri)
Universitas dengan Jurusan Psikologi Soshum
- Universitas Cakrawala
- Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)
- Universitas Islam Indonesia (UII)
- Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya)
- Universitas Indonesia (UI)
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Universitas Airlangga (UNAIR)
- Universitas Diponegoro (Undip)
- Universitas Brawijaya (UB)
- Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Cek juga:
FAQ
1. Apakah Psikologi Saintek lebih sulit daripada Psikologi Soshum?
Tidak bisa dibilang lebih sulit atau lebih mudah, karena “sulit” itu tergantung kekuatan dan gaya belajarmu.
- Psikologi Saintek cenderung terasa lebih menantang kalau kamu tidak terbiasa dengan hitungan, analisis data, dan mata kuliah seperti statistika, psikometri, atau neurosains. Di jalur ini kamu akan sering membaca grafik, mengolah data riset, dan memahami proses biologis terkait perilaku manusia.
- Psikologi Soshum bisa terasa lebih menantang bagi kamu yang kurang nyaman dengan interaksi sosial, komunikasi, atau analisis perilaku dalam konteks masyarakat. Jalur ini menuntut kemampuan observasi yang baik, empati, serta kemampuan memahami dinamika orang lain.
2. Mana yang lebih bagus, Psikologi Saintek atau Soshum?
Tidak ada yang lebih bagus, duanya sama-sama jurusan Psikologi dan mempelajari inti ilmu yang sama.
Perbedaannya hanya pada pendekatan:
- Psikologi Saintek lebih “science-based”, cocok untuk kamu yang tertarik riset, eksperimen, dan proses biologis dalam perilaku.
- Psikologi Soshum lebih “social-based”, cocok untuk kamu yang suka interaksi, komunikasi, dan memahami perilaku dalam konteks sosial.
Hal yang terpenting adalah mana yang paling cocok dengan minat, tipe belajar, dan rencana kariermu. Kalau kamu suka angka dan analisis, pilih Psikologi Saintek. Kalau lebih suka memahami orang lewat komunikasi, Psikologi Soshum lebih cocok.
3. Apakah lulusan Psikologi Saintek dan Soshum bisa menjadi Psikolog?
Bisa, dan peluangnya sama besar. Menjadi Psikolog bukan ditentukan dari rumpun saat S1, tetapi dari jenjang lanjutannya.
Syaratnya:
- Lulus Sarjana Psikologi (S1) dari Saintek atau Soshum.
- Melanjutkan ke Pendidikan Profesi Psikologi (PPP) sesuai bidang peminatan (misalnya Psikolog Klinis atau Psikolog Industri & Organisasi).
- Mengurus izin praktik profesi sesuai regulasi di Indonesia.
Saatnya Tentukan Masa Depanmu di Dunia Psikologi!
Setelah memahami perbedaan Psikologi Saintek dan Psikologi Soshum, kamu pasti sudah punya gambaran jalur mana yang paling cocok untuk kamu ambil. Pada akhirnya, yang terpenting bukan Saintek atau Soshum, tapi bagaimana kamu bisa berkembang di jurusan yang kamu pilih.
Kalau kamu ingin kuliah Psikologi dengan pendekatan yang modern, praktis, dan langsung relevan dengan kebutuhan industri, Jurusan Psikologi Universitas Cakrawala bisa jadi pilihan terbaik untuk memulai perjalananmu. Di Cakrawala, kamu akan mendapatkan:
- Program Penyaluran Kerja: terhubung dengan lebih dari 1.000 mitra industri untuk membantu kamu langsung masuk dunia kerja setelah lulus.
- Magang Sejak Semester Pertama: kesempatan terjun langsung ke lingkungan kerja dari awal kuliah untuk membangun portofolio, relasi, dan soft skill.
- Kurikulum Berbasis Industri: setiap mata kuliah disusun menyesuaikan kebutuhan perusahaan dan perkembangan psikologi masa kini.
- Dosen Praktisi: belajar langsung dari profesional berpengalaman di dunia HR, konseling, dan psikologi terapan.
Kalau kamu serius ingin berkarier di bidang psikologi, ini saat yang tepat untuk mulai langkah pertamamu. Yuk, tanya-tanya gratis atau langsung daftar ke Psikologi Universitas Cakrawala!