Di tengah berkembangnya dunia startup Indonesia, banyak anak muda yang ingin coba bikin bisnis sendiri tapi masih bingung mulai dari mana.
Di Cakrawala University, ada program yang namanya Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab), yaitu sebuah startup lab yang bantu kamu membangun bisnis dari ide sederhana sampai siap pitch ke investor beneran.
Yuk, cari tahu lebih detail soal E-Lab dan kenapa program ini bisa jadi jalan tercepat kamu buat mulai karier di dunia startup!
Key Takeaways
- E-Lab adalah program startup satu tahun dari Cakrawala University yang ngajarin kamu membangun bisnis dari nol sampai siap pitching ke investor. Mulai dari ideation, validasi, bikin MVP, market testing, sampai Demo Day.
- Mahasiswa belajar bareng mentor top di ekosistem startup Indonesia. Termasuk founder Bukalapak, Axel Dental, dan praktisi venture capital yang membimbing kamu memahami strategi produk, bisnis, sampai cara investor menilai startup.
- Program ini bantu kamu punya skill kerja, portofolio, dan jaringan industri sejak awal kuliah. Cocok buat kamu yang mau masuk dunia digital, teknologi, atau mulai bangun startup sendiri setelah lulus.
Apa Itu Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab)?
Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) adalah program kewirausahaan berbasis praktik dari Cakrawala University. Program ini dibuat untuk membantu mahasiswa mengubah ide awal menjadi bisnis rintisan yang bisa berkembang dan siap dipresentasikan ke investor.
Di dalamnya, kamu belajar langsung proses membangun startup lewat kombinasi kegiatan seperti:
- Proses riset, untuk memahami masalah dan peluang pasar
- Pembuatan produk, melalui tahap desain, MVP, dan prototyping
- Eksekusi pasar, lewat market testing dan aktivitas yang mendekatkan peserta dengan pengguna nyata
Dengan alur ini, mahasiswa benar-benar merasakan perjalanan membangun startup dari nol sampai siap pitching di depan calon investor.
Selama satu tahun penuh, E-Lab menghadirkan rangkaian pengalaman yang terstruktur, mulai dari sesi dengan founder sukses, mentoring, technical coaching, sampai fase inkubasi. Setiap tahap dirancang untuk membawa peserta semakin dekat dengan dunia startup Indonesia, dari proses menemukan ide, memvalidasinya, mengembangkan produk, sampai tampil di Demo Day.
Dibimbing langsung oleh para praktisi dan founder di industri teknologi, E-Lab menjadi program yang pas untuk anak muda yang ingin belajar membangun bisnis modern secara terarah, relevan, dan sesuai kebutuhan dunia kerja hari ini.
Keunggulan Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab)

Sumber: Freepik
E-Lab bukan sekadar tempat belajar bisnis, tetapi sebuah ekosistem yang didesain biar kamu bisa merasakan dunia startup secara nyata. Inilah berbagai keunggulan E-Lab yang bikin program ini relevan banget di dunia digital:
1. Pembelajaran Berbasis Praktik
Program Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) langsung mengajak mahasiswa terjun ke dunia startup lewat rangkaian aktivitas yang sifatnya hands-on. Setiap kegiatan dirancang untuk bikin peserta benar-benar paham proses membangun bisnis digital, bukan hanya dari teori, tetapi dari pengalaman nyata.
Beberapa aktivitas utamanya meliputi:
- Sesi founder sukses, yaitu talkshow dan diskusi dengan para pendiri startup besar untuk memahami perjalanan membangun bisnis dari nol.
- Mentoring intensif, berupa pendampingan langsung oleh mentor dan praktisi untuk mengembangkan ide, model bisnis, hingga kesiapan pitching.
- Technical coaching, sesi pelatihan teknis yang membantu peserta memahami cara membuat MVP, prototyping, hingga strategi produk.
- Market immersion, kegiatan eksplorasi pasar dan uji lapangan agar mahasiswa bisa belajar membaca kebutuhan pengguna secara langsung.
2. Sesuai Kebutuhan Industri Startup
Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) mengikuti alur yang biasa digunakan di dunia bisnis rintisan, sehingga mahasiswa bisa belajar mengikuti standar yang sama dengan startup di industri digital.
Sepanjang satu tahun, peserta melewati proses lengkap yang mencerminkan startup development journey, mulai dari:
- Ideation & validation, yaitu proses memahami masalah, memetakan kebutuhan pengguna, dan memastikan ide yang dibuat relevan dengan pasar.
- MVP & prototyping, tahap awal membangun produk minimal yang bisa diuji ke pengguna untuk mendapatkan feedback cepat.
- Market testing, yaitu pengujian langsung ke pasar untuk melihat respons, kebutuhan, dan potensi traction.
- Pitching preparation, sesi persiapan presentasi startup menjelang Demo Day agar peserta siap tampil profesional di depan investor.
3. Dibimbing Founder dan Praktisi Startup Indonesia
Salah satu kekuatan utama E-Lab adalah bimbingan langsung dari para founder dan praktisi di industri teknologi Indonesia. Kehadiran mereka memberikan insight nyata tentang bagaimana membangun bisnis digital yang kuat dan berkelanjutan. Beberapa mentor yang terlibat meliputi:
- Achmad Zaky, founder Bukalapak, membagikan perjalanan membangun perusahaan teknologi dari skala kecil hingga menjadi unicorn.
- Nugroho Herucahyono, co-founder sekaligus mantan CTO Bukalapak, memberikan perspektif teknis dalam pengembangan produk digital.
- Anthony Djaja, founder Axel Dental, yang berbagi strategi ekspansi bisnis dan pengelolaan operasional startup.
- Ilman Dzikri dan Fauzan, praktisi di bidang investasi dan venture capital, yang mengajarkan cara melihat startup dari sudut pandang investor.
4. Perjalanan Startup Selama Satu Tahun Penuh
E-Lab dirancang sebagai program satu tahun yang terbagi menjadi empat fase utama. Setiap fase fokus pada tahap perkembangan startup yang berbeda sehingga mahasiswa bisa mengikuti prosesnya secara bertahap dan terarah.
Keempat fasenya meliputi:
- Setting the Foundation, pengenalan dunia startup, tren industri digital, serta asesmen kesiapan tim.
- Ideation & Validation, proses pengembangan ide, validasi pasar, hingga penyusunan pitch deck awal.
- Inkubasi (Product & Market Development), fokus pada pembuatan MVP, market testing, strategi go-to-market, dan pengembangan model bisnis.
- Investor & Partner Connect, fase akhir yang mempertemukan mahasiswa dengan investor, termasuk Demo Day dan sesi business matching.
5. Kesempatan Tampil di Demo Day & Terhubung dengan Investor
Di akhir program, mahasiswa mendapatkan kesempatan langka untuk menunjukkan hasil kerja mereka kepada calon investor dan mitra industri. Proses ini membantu peserta menguji kesiapan bisnis mereka di dunia nyata.
Kesempatan ini menjadi pengalaman penting bagi mahasiswa yang ingin memasuki dunia bisnis digital dan memperluas jaringan di industri.
Cek juga:
- Jurusan Bisnis Digital (S1) | Universitas Cakrawala
- 10 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Pengusaha, Cek di Sini!
Mentor di Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab)
Program Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) membuat kamu belajar langsung dari para pendiri, praktisi teknologi, dan investor yang memahami proses membangun bisnis rintisan dari awal hingga scale-up.
Berikut mentor yang terlibat dalam program E-Lab:
1. Achmad Zaky (Founder & CEO Bukalapak)
Sebagai figur penting dalam perkembangan startup Indonesia, Achmad Zaky berbagi pengalaman mendirikan Bukalapak dari fase ide hingga memperluas skala bisnis secara nasional. Peserta belajar tentang:
- Perjalanan membangun startup, mulai dari bagaimana ide Bukalapak pertama kali muncul, pembentukan tim awal, sampai keputusan strategis yang diambil saat menghadapi tantangan pertumbuhan.
- Pengambilan keputusan penting, seperti kapan harus pivot, bagaimana membaca peluang pasar, dan bagaimana mengelola perubahan strategi berdasarkan kondisi bisnis.
- Cara berinovasi di pasar digital, menggunakan prinsip design thinking, pemahaman kebutuhan pelanggan, dan bagaimana membangun produk yang benar-benar dibutuhkan pengguna.
- Strategi scale-up perusahaan teknologi, termasuk ekspansi pasar, perekrutan, pengembangan teknologi, membangun budaya perusahaan, dan pembelajaran dari keberhasilan serta kegagalan.
2. Nugroho Herucahyono (Founder & CTO Bukalapak)
Sebagai sosok yang merancang pondasi teknologi Bukalapak, Nugroho menyampaikan materi teknis dan strategi produk yang sangat penting bagi pengembangan startup digital. Peserta belajar mengenai:
- Pengembangan teknologi produk, mulai dari membangun MVP, menerapkan prinsip Lean Startup (build–measure–learn), hingga membuat prototipe yang efektif untuk diuji ke pasar.
- Pengelolaan tim engineering, termasuk pengaturan workflow pengembangan produk, menjaga kualitas kode, hingga membangun sistem yang mampu menangani pertumbuhan pengguna.
- Cara berpikir sebagai tech founder, yang mencakup kemampuan memahami perilaku pengguna, merumuskan solusi teknis, dan menetapkan prioritas pengembangan fitur.
- Tantangan membangun platform digital dari bawah, seperti validasi fitur, pengambilan keputusan teknis, hingga memahami bagaimana platform tumbuh melalui iterasi produk.
3. Zaky Muhammad Syah (Co-Founder & Group CEO Dibimbing)
Berpengalaman dalam dunia edutech, Zaky memberikan panduan tentang pengembangan bisnis digital berbasis kebutuhan pengguna. Kamu akan belajar tentang:
- Pengembangan bisnis berbasis teknologi, yang mencakup pemahaman value proposition, pengembangan MVP awal, serta proses memvalidasi fitur berdasarkan data pengguna.
- Pemetaan kebutuhan pasar, termasuk cara menemukan masalah nyata, menganalisis perilaku calon pengguna, dan melakukan customer discovery.
- Strategi operasional untuk perusahaan digital, seperti pengelolaan proses, efisiensi kerja, dan bagaimana membangun sistem yang mendukung pertumbuhan.
- Perjalanan mengembangkan edutech startup, berdasarkan pengalaman membangun dan menumbuhkan platform dibimbing dari fase awal hingga memiliki traction.
4. Anthony Djaja (Founder & CEO Axel Dental)
Anthony membawa sudut pandang scale-up bisnis yang fokus pada ekspansi, operasional, dan efisiensi. Peserta belajar tentang:
- Strategi ekspansi bisnis, termasuk cara menyusun hipotesis pasar, membuat scoring wilayah, menentukan model ekspansi, serta menggunakan 10-point checklist untuk keputusan go/no-go.
- Manajemen operasional, mencakup automation, data analytics, integrasi sistem, cloud infrastructure, dan bagaimana meningkatkan efisiensi layanan menggunakan teknologi.
- Penentuan prioritas bisnis, seperti mengelola unit economics, menetapkan margin guardrails, menghitung CAC, LTV, payback period, dan menentukan kelayakan ekspansi.
- Pendekatan penting dalam meningkatkan kualitas layanan, termasuk adaptasi fitur untuk pasar lokal, perancangan value ladder, bundling, serta risk management saat scale-up.
5. Ilman Dzikri (Cambridge MBA | Impact Investor | PE/VC Professional)
Ilman memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana investor profesional menilai kelayakan sebuah startup. Peserta belajar tentang:
- Cara investor menilai startup, mulai dari problem–solution fit, market thesis, timing pasar, hingga founder–market fit.
- Elemen penting dalam pitch deck, seperti ukuran pasar, traction awal (meski pre-revenue), model bisnis, unit economics dasar, dan narasi yang meyakinkan.
- Kesalahan umum founder saat fundraising, seperti kurangnya validasi masalah, pitch yang terlalu “fitur-sentris”, atau tidak menampilkan roadmap pertumbuhan.
- Cara membuat startup terlihat layak investasi, melalui presentasi data yang tepat, pengukuran traction yang relevan, dan penyampaian cerita bisnis secara strategis.
6. Fauzan (Founder Doogether)
Sebagai pendiri Doogether, Fauzan menghadirkan perspektif praktis dalam membangun platform yang melibatkan komunitas dan layanan. Peserta belajar tentang:
- Cara membangun produk yang relevan, dengan memahami kebutuhan pengguna, membuat MVP, dan menguji fitur berdasarkan feedback pasar.
- Validasi kebutuhan pengguna, termasuk mengumpulkan data langsung dari pengguna awal untuk memastikan solusi yang dibangun benar-benar menyelesaikan masalah.
- Pendekatan operasional startup, seperti integrasi layanan, pengelolaan proses sehari-hari, dan memastikan kualitas layanan tetap konsisten saat jumlah pengguna bertambah.
- Strategi pengembangan bisnis berbasis teknologi dan kemitraan, yang mencakup kolaborasi dengan pihak eksternal, penguatan komunitas, serta penggunaan data untuk pertumbuhan.
Tahapan Peserta di Program E-Lab
Program Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) dibuat agar semua mahasiswa bisa mengenal dunia startup sejak awal. Selain itu, program ini juga membuka jalur seleksi yang jelas dan terarah untuk memilih tim yang benar-benar siap melanjutkan ke tahap inkubasi.
Berikut gambaran alurnya:
- 100% Mahasiswa Diundang: Semua mahasiswa bisa mengikuti fase Awareness & Knowledge Sharing. Pada tahap awal ini, semua peserta berkesempatan mengenal dunia startup melalui talkshow, seminar teknologi, dan sesi orientasi.
- 50 Tim Melanjutkan ke Fase Validasi Ide: Dari seluruh peserta, program menargetkan 50 tim untuk lolos ke fase Pra Start-Up dan Mentoring Clinic. Di tahap ini, setiap tim mendapat workshop intensif dan mentoring 1-on-1 untuk mematangkan ide bisnis mereka.
- 25 Tim Masuk Inkubasi Intensif: Setelah proses pitching awal dan penilaian panel, dipilih 25 tim yang menandatangani kontrak dan resmi masuk ke fase Product & Market Development. Tim-tim inilah yang mengikuti proses inkubasi penuh hingga persiapan Demo Day.
Fase Utama dalam Program E-Lab (One-Year Journey)

Sumber: Freepik
Program Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) disusun sebagai perjalanan satu tahun penuh yang membawa mahasiswa dari pengenalan dunia startup sampai akhirnya tampil langsung di hadapan investor.
Berikut berbagai tahapannya:
1. Phase 1 (Setting the Foundation)
Fase pertama adalah tahap pengenalan bagi seluruh peserta. Di sini, mahasiswa memahami arah program, dasar-dasar dunia startup, serta kesiapan tim sebelum masuk ke tahap berikutnya.
Dengan adanya fase awal, mahasiswa diharapkan memahami dasar tentang dunia startup, gambaran peluang bisnis, dan kesiapan mengikuti proses ideasi. Berikut agendanya:
- Program Kick-Off: Pada awal program, kamu mengikuti sesi orientasi untuk mengenal struktur E-Lab, tujuan utama, serta gambaran perjalanan yang akan dijalani. Diagnostic survey juga dilakukan untuk melihat sejauh mana kesiapan ide dan tim.
- Awareness & Knowledge Sharing: Peserta mengikuti rangkaian kegiatan inspiratif seperti Talkshow Founder Sukses dan Seminar Teknologi. Di dalamnya dibahas tren Industri 4.0, perkembangan Ekonomi Digital, dan peluang bisnis yang muncul dari perubahan teknologi.
2. Phase 2 (Ideation and Validation Journey)
Fase ini terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
Pra Start-Up
Di tahap ini kamu mulai “mengulik” ide dengan metode yang benar. Bukan sekadar intuisi, tapi data dan riset:
- belajar Design Thinking untuk memahami masalah secara mendalam
- pakai Empathy Map supaya lebih paham kebutuhan pengguna
- melakukan Market Validation untuk menguji apakah masalah yang kamu temukan benar-benar terjadi
- menyusun Business Model Canvas sebagai kerangka awal bisnis
Mentoring Clinics
Setiap tim akan masuk sesi mentoring 1-on-1 intensif yang bertujuan untuk:
- Membantu meng-review BMC
- Memperbaiki value proposition berdasarkan data
- Memberi masukan agar ide lebih kuat
- Melakukan simulasi pitching kecil untuk melatih komunikasi
- Menyusun pitch deck awal yang akan dipresentasikan nanti
Submit Proposal & Pitching Awal
Di akhir fase ini, semua tim akan mengumpulkan proposal lengkap, submit pitch deck, dan melakukan pitching singkat di depan panel mentor.
Berdasarkan kualitas ide, data validasi, model bisnis, serta kesiapan tim, panel akan memilih 25 tim untuk masuk tahap inkubasi.
3. Phase 3 (Inkubasi)
Setelah lolos seleksi, 25 tim terbaik masuk ke fase yang paling intens di E-Lab: fase inkubasi. Di sinilah kamu benar-benar mulai membangun produk, menguji pasar, memperbaiki model bisnis, dan menyiapkan pitch deck final untuk Demo Day.
Fase ini dibuat supaya kamu ngalamin langsung seperti apa proses membangun startup beneran, mulai dari ide kecil sampai masuk ke tahap pertumbuhan awal.
Berikut detail fase inkubasi:
a. Contract Signing
Pada tahap ini, tim menyepakati seluruh aturan program, memahami milestone serta target yang harus dicapai, dan menerima dokumen komitmen beserta panduan etika startup yang akan digunakan selama inkubasi.
Melalui proses ini, panitia juga memastikan setiap tim benar-benar siap menjalani seluruh rangkaian kegiatan hingga Demo Day. Tujuan utamanya adalah memastikan semua peserta masuk inkubasi dengan komitmen yang kuat dan keseriusan untuk mengembangkan startup mereka.
b. Pembekalan Inkubasi
Setelah proses Contract Signing selesai, peserta dibekali dengan Toolkit Esensial Inkubasi yang akan digunakan selama fase inkubasi berlangsung. Toolkit ini membantu tim mempercepat proses pembuatan produk dan validasi pasar.
Inilah materi pelatihan yang akan diajarkan:
- MVP Design Tools: Penggunaan alat seperti Figma, Canva, dan Notion untuk desain cepat, pembuatan prototipe, dan kolaborasi tim yang efisien.
- Product–Market Fit: Materi dan strategi untuk mengidentifikasi serta mencapai Product-Market Fit (PMF) melalui riset pengguna dan analisis kompetitor.
- Digital Marketing: Teknik pemasaran digital untuk pengujian pasar, akuisisi pengguna awal, dan membangun brand awareness.
- Financial Planning: Dasar-dasar perencanaan keuangan, penyusunan budgeting, dan proyeksi arus kas untuk memastikan keberlanjutan bisnis.
4. Phase 4 (Investor & Partner Connect)
Fase keempat merupakan puncak dari perjalanan peserta di E-Lab. Setelah melalui proses panjang mulai dari ideasi hingga inkubasi produk, kini setiap tim berkesempatan memperlihatkan hasil kerja mereka langsung kepada calon investor dan mitra industri.
- Di fase ini, tim akan bertemu dengan berbagai investor dan venture capital yang memang hadir untuk mencari potensi kerja sama dengan startup yang sedang berkembang.
- Setiap tim mempresentasikan pitch deck mereka di hadapan calon investor. Sesi ini menjadi ajang untuk menunjukkan perkembangan startup, mulai dari konsep awal, hasil validasi pasar, hingga potensi pertumbuhan.
- Salah satu kegiatan inti adalah Business Matching, yaitu sesi yang mempertemukan tim dengan investor yang memiliki fokus dan minat selaras dengan sektor startup mereka. Di tahap ini, tim bisa menjelaskan strategi dan peluang bisnis secara lebih mendalam.
- Setelah sesi utama, peserta masuk ke one-on-one session bersama investor dan mitra potensial. Sesi ini memberi ruang untuk diskusi lebih detail tentang peluang pendanaan atau kolaborasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan startup.
Hasil dari phase ini adalah akses kepada peluang pendanaan baru serta kesempatan menjalin kemitraan strategis untuk mendukung pertumbuhan startup ke tahap berikutnya.
Cek juga:
Manfaat Mengikuti E-Lab untuk Karier
Mengikuti Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab) itu seperti dapat jalan pintas buat masuk ke dunia startup dan industri digital. Selama satu tahun, kamu ikut langsung proses membangun bisnis dari ide hingga siap pitching ke investor.
Berikut manfaat yang bisa kamu rasakan selama ikut E-Lab:
- Pengalaman Membangun Startup Secara Nyata: Kamu bukan cuma belajar teori, tetapi benar-benar menjalani proses seperti riset masalah, sampai pitching. Pengalaman ini bantu kamu memahami bagaimana startup bekerja dari dalam.
- Paham Cara Kerja Bisnis Digital: Kamu belajar cara berpikir ala startup, sehingga kamu paham bagaimana produk digital dirancang, diuji, dan dikembangkan sesuai kebutuhan pasar.
- Belajar Langsung dari Founder dan Praktisi Industri: E-Lab menghadirkan mentor yang sudah berpengalaman membangun bisnis di dunia teknologi. Kamu dapat insight nyata tentang pengembangan produk, strategi bisnis, dan cara investor menilai sebuah startup.
- Membangun Portofolio yang Menarik untuk Karier: Selama program, kamu menghasilkan pitch deck, MVP atau prototype, hasil market testing, dan model bisnis yang sudah dianalisis. Semua ini bisa jadi portofolio kuat saat melamar pekerjaan atau ingin lanjut membangun startup sendiri.
- Akses Langsung ke Investor dan Mitra Industri: Di akhir program ada Demo Day, business matching, dan sesi 1-on-1 dengan investor. Ini peluang besar untuk mendapat relasi, kerja sama, atau bahkan pendanaan.
- Lebih Siap Masuk Dunia Kerja: Karena programnya berbasis praktik, kamu terbiasa bekerja dalam tim, memecahkan masalah nyata, mengembangkan produk, dan cepat beradaptasi.
Waktunya Mulai Perjalanan Startup Kamu di Cakrawala University!
Itulah penjelasan lengkap tentang Cakrawala Entrepreneur Lab (E-Lab), program satu tahun yang bakal nemenin kamu membangun startup dari nol sampai siap tampil di depan investor.
Kalau kamu lagi nyari kampus yang bukan cuma kasih teori, tapi bener-bener ngajak kamu nyemplung langsung ke dunia kerja dan industri digital, Cakrawala University bisa banget masuk daftar pilihan kamu.

Di sini, kamu bakal belajar dengan sistem yang dirancang buat bikin lulusannya siap bersaing begitu mereka wisuda. Beberapa keunggulannya termasuk:
- Program Penyaluran Kerja: Terhubung dengan lebih dari 1.000 mitra industri di seluruh Indonesia, membuka peluang besar bagi lulusan untuk langsung terserap di dunia kerja.
- Magang Sejak Semester Pertama: Mahasiswa sudah bisa langsung merasakan pengalaman dunia kerja sejak awal kuliah, termasuk membangun relasi, soft skill, dan portofolio profesional sedini mungkin.
- Kurikulum Berbasis Industri: Semua mata kuliah dirancang sesuai kebutuhan pasar kerja agar setiap lulusan benar-benar siap bersaing di dunia profesional.
- Dosen Praktisi: Kamu akan belajar langsung dari para profesional yang sudah berpengalaman bertahun-tahun di industrinya.
Kalau kamu ingin kuliah di kampus yang dukung kamu buat mulai karier lebih cepat plus punya kesempatan bangun startup lewat E-Lab, ini waktu yang pas buat mulai melangkah. Yuk, konsultasi gratis atau langsung daftar di sini!