Supaya operasional perusahaan tidak jalan asal-asalan, dibutuhkan strategi manajemen operasional yang tepat. Strategi ini membantu mengatur proses kerja, biaya, dan kualitas agar bisnis bisa berjalan lebih rapi dan efisien di berbagai industri.
Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
Key Takeaways
- Strategi manajemen operasional membantu perusahaan bekerja lebih efisien dan terarah. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengelola proses kerja, kualitas, dan sumber daya agar selaras dengan tujuan bisnis.
- Mulai dari UMKM hingga perusahaan besar, strategi operasional membantu menekan biaya, meningkatkan produktivitas, dan menjaga daya saing.
- Melalui kurikulum berbasis industri, studi kasus nyata, dan pembelajaran praktis, jurusan Manajemen Universitas Cakrawala membantu mahasiswa memahami dan menerapkan strategi manajemen operasional di dunia kerja.
Apa Itu Strategi Manajemen Operasional?
Strategi manajemen operasional adalah cara perusahaan mengatur aktivitas sehari-hari agar bisnis bisa berjalan lancar, efisien, dan menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas. Strategi ini membahas bagaimana proses kerja dirancang, dijalankan, dan dievaluasi supaya sesuai dengan tujuan perusahaan.
Di perusahaan jasa, startup digital, hingga UMKM, strategi operasional juga mengatur alur pelayanan, penggunaan teknologi, pengelolaan tim, sampai pengendalian biaya operasional. Semua aspek ini saling terhubung dan berpengaruh langsung pada kepuasan pelanggan.
Dalam dunia bisnis modern, perusahaan yang punya strategi manajemen operasional yang baik biasanya lebih siap menghadapi persaingan. Proses kerja jadi lebih rapi, waktu pengerjaan lebih cepat, dan kesalahan bisa diminimalkan.
Strategi Utama dalam Manajemen Operasional

Sumber: Freepik
Untuk menjalankan operasional yang efektif, dibutuhkan strategi yang tepat agar proses kerja berjalan efisien, berkualitas, dan selaras dengan tujuan bisnis. Inilah beberapa strategi utamanya:
1. Strategi Diferensiasi
Strategi diferensiasi adalah bagian dari strategi manajemen operasional yang berfokus pada penciptaan keunikan produk atau layanan agar terlihat berbeda dari kompetitor. Keunikan ini menjadi alasan utama pelanggan memilih suatu brand, meskipun harganya tidak selalu paling murah.
Dalam penerapannya, strategi diferensiasi tidak hanya bergantung pada ide kreatif, tetapi juga pada proses operasional yang solid. Artinya, setiap tahapan kerja, mulai dari perencanaan, produksi, hingga layanan pelanggan, harus mendukung nilai tambah yang ditawarkan perusahaan.
Fokus utama strategi diferensiasi dalam manajemen operasional:
- Pengembangan desain dan fitur produk yang unik
- Inovasi proses produksi atau layanan
- Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan
- Standar operasional yang menjaga konsistensi kualitas
Dengan strategi diferensiasi yang tepat, perusahaan dapat membangun keunggulan kompetitif yang kuat dan tidak mudah tergeser oleh persaingan harga semata.
Contoh penerapan strategi diferensiasi di dunia bisnis:
- Apple membedakan diri lewat desain produk premium dan ekosistem yang terintegrasi. Dari sisi operasional, Apple menerapkan kontrol kualitas dan manajemen rantai pasok yang ketat untuk menjaga konsistensi produknya.
- Starbucks tidak hanya menjual kopi, tetapi juga pengalaman. Strategi operasionalnya mendukung pelayanan yang personal dan standar rasa yang sama di setiap gerai.
- IKEA mengusung desain fungsional dan modern dengan konsep rakit sendiri. Strategi operasional IKEA fokus pada efisiensi logistik dan desain kemasan untuk mendukung ciri khas produknya.
Cek juga:
- 20 Universitas Jurusan Manajemen Akreditasi A Terbaru
- 15 Universitas Swasta Jurusan Manajemen Terbaik di Jakarta
- S1 Manajemen Kelas Karyawan
- Beasiswa S1 Manajemen
2. Strategi Berbasis Kualitas
Strategi berbasis kualitas adalah strategi manajemen operasional yang menempatkan mutu produk atau layanan sebagai prioritas utama.
Perusahaan yang menerapkan strategi ini percaya bahwa kualitas yang konsisten akan membangun kepercayaan pelanggan dan menciptakan loyalitas dalam jangka panjang.
Fokus utama strategi berbasis kualitas dalam operasional:
- Penetapan standar mutu yang jelas dan terukur
- Pengawasan proses kerja secara rutin
- Pengurangan kesalahan dan produk cacat
- Peningkatan kompetensi karyawan melalui pelatihan
Dengan strategi berbasis kualitas yang kuat, perusahaan juga membangun reputasi dan kepercayaan pelanggan yang berkelanjutan.
Contoh penerapan strategi berbasis kualitas di dunia bisnis:
- Toyota dikenal dengan sistem Toyota Production System yang menekankan kualitas di setiap tahap produksi. Setiap karyawan punya peran dalam menjaga standar mutu.
- Unilever menerapkan kontrol kualitas yang ketat untuk memastikan produk konsumennya aman dan konsisten di berbagai negara.
- Samsung fokus pada kualitas produk elektronik melalui pengujian berlapis sebelum produk dipasarkan.
3. Strategi Berbasis Biaya (Cost Leadership)
Strategi berbasis biaya atau cost leadership adalah strategi manajemen operasional yang bertujuan membuat perusahaan mampu menawarkan produk atau layanan dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan pesaing.
Strategi ini menuntut perusahaan untuk mengelola seluruh proses operasional secara cermat, mulai dari produksi, distribusi, hingga pengelolaan sumber daya. Setiap pemborosan harus ditekan agar biaya operasional tetap rendah.
Fokus utama strategi berbasis biaya dalam manajemen operasional:
- Optimalisasi proses produksi dan kerja
- Pengelolaan persediaan yang efisien
- Pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya
- Skala produksi yang besar agar biaya per unit lebih rendah
Dengan strategi cost leadership yang tepat, perusahaan bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan tetap bertahan di tengah persaingan harga yang ketat.
Contoh penerapan strategi berbasis biaya di dunia bisnis:
- Walmart dikenal sebagai perusahaan ritel dengan harga murah berkat manajemen rantai pasok yang sangat efisien.
- McDonald’s menekan biaya operasional melalui standar proses yang seragam dan sistem produksi cepat.
- AirAsia menerapkan konsep low-cost airline dengan efisiensi armada dan operasional penerbangan.
4. Strategi Fokus (Responsiveness)
Strategi fokus (responsiveness) adalah strategi manajemen operasional yang menitikberatkan pada kemampuan perusahaan dalam merespons kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat. Strategi ini biasanya diterapkan dengan menyasar segmen pasar tertentu yang memiliki kebutuhan spesifik.
Berbeda dengan strategi berbasis biaya atau diferensiasi skala besar, strategi fokus lebih mengutamakan fleksibilitas operasional. Proses kerja dirancang agar mudah disesuaikan dengan perubahan permintaan, tren pasar, maupun permintaan khusus pelanggan.
Fokus utama strategi fokus dalam manajemen operasional:
- Penyempitan target pasar yang jelas
- Respons cepat terhadap perubahan kebutuhan pelanggan
- Proses operasional yang fleksibel dan adaptif
- Komunikasi yang efektif antar tim
Menggunakan strategi fokus yang tepat, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan tetap relevan di pasar yang terus berubah.
Contoh penerapan strategi fokus di dunia bisnis:
- Zara cepat merespons tren fashion dengan siklus produksi yang singkat dan stok yang cepat diperbarui.
- Netflix menyesuaikan konten berdasarkan data dan preferensi pengguna di setiap wilayah.
- Startup digital yang terus melakukan pembaruan fitur berdasarkan masukan pengguna.
Strategi Penerapan Praktis Manajemen Operasional
Agar strategi manajemen operasional tidak hanya berhenti di konsep, perusahaan perlu menerapkannya secara praktis dalam aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk mengoptimalkan proses operasional:
- Analisis dan pemetaan proses kerja: Mengidentifikasi dan memahami alur kerja yang sedang berjalan untuk menemukan area yang bisa dioptimalkan dan disederhanakan.
- Penetapan KPI dan pengukuran kinerja: Menentukan Key Performance Indicators (KPI) sebagai alat ukur efisiensi, kualitas, dan produktivitas operasional.
- Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement): Melakukan evaluasi dan perbaikan proses secara rutin dan bertahap agar sistem kerja terus berkembang dan relevan.
- Lean manufacturing: Menghilangkan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah atau pemborosan (waste) dalam proses operasional.
- Just-In-Time (JIT): Mengatur produksi atau pengadaan barang agar dilakukan tepat saat dibutuhkan untuk menekan biaya penyimpanan dan stok berlebih.
- Theory of Constraints (TOC): Mengidentifikasi hambatan utama (bottleneck) dalam sistem operasional dan memperbaikinya untuk meningkatkan kinerja keseluruhan.
- Standard Operating Procedures (SOP): Menyusun prosedur kerja standar agar setiap proses berjalan konsisten, rapi, dan mudah dikontrol.
Lima Fokus Utama dalam Strategi Manajemen Operasional (The Five P’s)
Dalam penerapan strategi manajemen operasional, terdapat lima fokus utama yang sering dikenal sebagai The Five P’s. Kelima aspek ini saling berkaitan dan menjadi dasar dalam merancang sistem operasional yang efektif:
- People (Sumber Daya Manusia): Fokus pada peran karyawan yang menjalankan proses operasional. Perusahaan perlu memastikan tenaga kerja memiliki kompetensi, keterampilan, dan pemahaman kerja yang sesuai agar proses berjalan optimal.
- Plants (Fasilitas dan Infrastruktur): Berkaitan dengan lokasi, fasilitas produksi, peralatan, dan teknologi yang digunakan. Pemilihan dan pengelolaan fasilitas yang tepat sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan kapasitas operasional.
- Parts (Bahan Baku dan Input Produksi): Mengatur ketersediaan bahan baku, komponen, atau input lain yang dibutuhkan dalam proses operasional. Pengelolaan yang baik membantu menjaga kelancaran produksi dan kualitas hasil akhir.
- Processes (Proses Kerja): Menentukan bagaimana aktivitas operasional dijalankan, mulai dari alur kerja, metode produksi, hingga standar operasional. Proses yang efisien akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi pemborosan.
- Planning and Control Systems (Perencanaan dan Pengendalian): Berfungsi untuk merencanakan, memantau, dan mengendalikan seluruh aktivitas operasional. Sistem ini membantu perusahaan memastikan proses berjalan sesuai target dan memudahkan evaluasi kinerja.
Tahapan dalam Mengembangkan Strategi Manajemen Operasional

Sumber: Freepik
Supaya strategi manajemen operasional tidak hanya bagus di konsep, perusahaan perlu menyusunnya secara bertahap dan terencana. Setiap tahap saling berkaitan dan menentukan keberhasilan penerapan strategi di lapangan:
- Analisis kondisi internal dan eksternal: Mengidentifikasi kemampuan internal perusahaan serta memahami faktor eksternal seperti kebutuhan pasar, tren industri, dan tingkat persaingan.
- Penetapan tujuan operasional: Menentukan target yang ingin dicapai, misalnya peningkatan efisiensi, kualitas layanan, atau pengurangan biaya operasional.
- Pemilihan strategi operasional yang tepat: Menyesuaikan strategi dengan tujuan bisnis, apakah fokus pada biaya, kualitas, diferensiasi, atau responsivitas terhadap pasar.
- Perancangan proses dan sistem kerja: Menyusun alur kerja, penggunaan teknologi, serta pengaturan sumber daya agar strategi dapat dijalankan secara optimal.
- Implementasi strategi: Menerapkan strategi ke dalam aktivitas operasional sehari-hari dan memastikan seluruh tim memahami perannya masing-masing.
- Pemantauan dan evaluasi kinerja: Mengukur hasil penerapan strategi menggunakan indikator kinerja untuk melihat efektivitas dan menemukan area yang perlu diperbaiki.
- Penyempurnaan dan penyesuaian berkelanjutan: Melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi agar strategi tetap relevan dengan perubahan kebutuhan bisnis dan pasar.
Contoh Strategi Manajemen Operasional yang Banyak Digunakan Perusahaan
Dalam praktiknya, banyak perusahaan menerapkan strategi manajemen operasional yang sudah terbukti efektif untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan daya saing.
Berikut beberapa strategi yang paling sering digunakan di berbagai industri:
1. Lean Manufacturing
Lean manufacturing adalah strategi manajemen operasional yang berfokus pada pengurangan pemborosan (waste) dalam proses kerja. Tujuannya adalah menciptakan alur kerja yang lebih sederhana, cepat, dan efisien tanpa mengurangi nilai yang diterima pelanggan.
Strategi ini biasanya diterapkan dengan cara:
- Menghilangkan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah
- Memperbaiki alur proses produksi
- Meningkatkan produktivitas tenaga kerja
2. Theory of Constraints (TOC)
Theory of Constraints (TOC) adalah strategi yang berfokus pada identifikasi dan pengelolaan hambatan utama (bottleneck) dalam sistem operasional. Prinsipnya, kinerja keseluruhan perusahaan akan meningkat jika hambatan terbesar dapat diatasi.
Penerapan TOC meliputi:
- Mengidentifikasi titik lemah dalam proses
- Mengoptimalkan kapasitas pada bagian yang menjadi hambatan
- Menyesuaikan proses lain agar mendukung bottleneck tersebut
Cek juga:
3. Just-In-Time (JIT)
Just-In-Time (JIT) adalah strategi operasional yang mengatur produksi dan pengadaan barang agar dilakukan tepat saat dibutuhkan. Pendekatan ini bertujuan mengurangi biaya penyimpanan dan risiko penumpukan stok.
Manfaat utama JIT antara lain:
- Persediaan lebih terkendali
- Alur produksi lebih efisien
- Biaya gudang dapat ditekan
4. Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen operasional yang menempatkan kualitas sebagai tanggung jawab seluruh organisasi. Fokusnya adalah perbaikan kualitas secara berkelanjutan di setiap proses.
Ciri utama TQM:
- Keterlibatan seluruh karyawan
- Fokus pada kepuasan pelanggan
- Evaluasi dan perbaikan proses secara rutin
4. Six Sigma
Six Sigma merupakan strategi manajemen operasional yang menggunakan pendekatan berbasis data untuk mengurangi kesalahan dan variasi dalam proses kerja. Tujuannya adalah meningkatkan konsistensi dan kualitas hasil operasional.
Six Sigma umumnya diterapkan melalui:
- Analisis data untuk menemukan akar masalah
- Pengendalian proses secara terukur
- Peningkatan kinerja secara sistematis
Frequently Ask Questions (FAQ)
1. Apakah strategi manajemen operasional hanya untuk manajer?
Tidak. Meskipun strategi manajemen operasional biasanya dirancang oleh manajer atau pimpinan, penerapannya melibatkan seluruh tim operasional. Karyawan di berbagai level perlu memahami arah strategi agar proses kerja bisa berjalan selaras dan efisien.
Dengan pemahaman strategi operasional, setiap anggota tim tahu:
- Tujuan dari proses kerja yang dijalankan
- Standar kualitas yang harus dicapai
- Cara kerja yang paling efisien
Karena itu, strategi manajemen operasional bukan hanya tanggung jawab manajer, tapi juga bagian dari kerja tim secara keseluruhan.
2. Apakah UMKM perlu strategi manajemen operasional?
Iya, UMKM sangat membutuhkan strategi manajemen operasional. Meski skala bisnis lebih kecil, UMKM tetap harus mengatur proses kerja, penggunaan bahan baku, dan biaya operasional dengan baik.
Dengan strategi manajemen operasional yang tepat, UMKM dapat:
- Menjalankan usaha dengan lebih rapi
- Menghindari pemborosan biaya dan waktu
- Lebih mudah beradaptasi dengan perubahan pasar
Paham Strategi Manajemen Operasional, Siap Bersaing di Industri!
Dari pembahasan tentang strategi manajemen operasional, bisa dilihat operasional yang berjalan efektif tidak terjadi secara kebetulan. Karena itulah, strategi manajemen operasional menjadi skill penting yang dibutuhkan di berbagai industri.
Kalau kamu ingin memiliki kemampuan yang relevan dan dibutuhkan dunia kerja, memahami strategi manajemen operasional sejak dini adalah langkah yang tepat. Jurusan Manajemen Universitas Cakrawala dirancang dengan pendekatan pembelajaran yang praktis dan berbasis industri, sehingga mahasiswa tidak hanya memahami konsep strategi, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi kerja nyata.
Beberapa keunggulan yang bisa kamu dapatkan di Universitas Cakrawala:
- Program penyaluran kerja dengan dukungan lebih dari 1.000 perusahaan mitra
- Magang dan kerja praktik di industri sebagai bagian dari proses pembelajaran
- Kurikulum berbasis industri yang relevan dengan kebutuhan perusahaan
- Dosen praktisi dengan pengalaman langsung di dunia kerja
Yuk, mulai langkahmu dari sekarang. Daftar langsung atau konsultasi gratis tentang Jurusan Manajemen Universitas Cakrawala, dan siapkan dirimu untuk menghadapi tantangan dunia kerja dengan lebih percaya diri!