Pas masih sekolah, kamu mungkin sudah familiar sama nilai rapor yang bentuknya angka kayak 80, 90, atau 100. Akan tetapi, sistem penilaian ini bakal beda banget saat jadi mahasiswa karena kamu bakal ketemu sama nilai yang bentuknya huruf, seperti A, B, C, D, dan E.
Meski kelihatannya cuma lima huruf, nilai-nilai ini berpengaruh banget buat IPK sampai kegiatan akademik kamu ke depannya.
Maka dari itu, kamu perlu paham lebih jauh soal sistem penilaian di perguruan tinggi sebelum resmi jadi mahasiswa. Artikel ini bakal bahas tuntas seputar nilai A, B, C, D, dan E dalam kuliah sampai cara menghitungnya. Jangan lupa simak sampai akhir!
Mengenal Sistem Penilaian di Perguruan Tinggi
Begitu masuk kuliah, kamu akan kenal istilah baru kayak IPS dan IPK yang berhubungan dengan sistem penilaian di perguruan tinggi. Lalu, apa bedanya IPS dan IPK? Biar lebih jelas, kamu bisa cek penjelasannya di bawah ini:
- IPS atau Indeks Prestasi Semester adalah nilai rata-rata yang kamu dapat di satu semester. Jadi, kamu bakal dapet "rapor" dalam bentuk IPS di setiap semester.
- IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif adalah rata-rata keseluruhan nilai dari semester awal sampai terakhir. IPK inilah yang sering jadi tolok ukur saat kamu daftar beasiswa, magang, atau bahkan kerja nanti.
Makin tinggi nilai kamu tiap semester, makin bagus juga IPK-nya. Namun, kamu nggak perlu overthinking duluan karena semua bisa dikejar asal kamu konsisten dan paham cara mainnya.
Nah, baik Nilai IPS maupun IPK biasanya pakai skala 0,00 sampai 4,00 yang artinya 4,00 adalah nilai maksimal alias sempurna.
Komponen Penting dalam Sistem Penilaian di Perguruan Tinggi
Penilaian di bangku kuliah nggak cuma soal dapat nilai A atau B aja. Ada beberapa komponen utama yang menentukan nilai akhir kamu dan nantinya berpengaruh ke IPK juga. Yuk, kenalan satu per satu!
1. Nilai Mata Kuliah
Setiap mata kuliah punya hasil akhir berupa huruf (A, B, C, D, E) yang merepresentasikan performa kamu selama satu semester. Nilai ini biasanya didapat dari kombinasi tugas, ujian tengah semester, ujian akhir, keaktifan, dan kehadiran.
2. Satuan Kredit Semester (SKS)
SKS menunjukkan seberapa berat beban suatu mata kuliah. Misalnya, Matematika Dasar 3 SKS, berarti kamu akan "bertemu" lebih intens dengan mata kuliah ini dibanding yang hanya 2 SKS. Makin besar SKS-nya, makin besar pengaruhnya ke nilai akhir semester.
3. Nilai Mutu
Nilai mutu adalah angka yang mewakili nilai huruf kamu. Misalnya, A = 4.00, B = 3.00, C = 2.00, dan seterusnya. Nilai mutu ini nanti dikalikan sama jumlah SKS buat menghitung total bobot nilai tiap mata kuliah.
4. Bobot Nilai Keseluruhan
Untuk dapat nilai akhir keseluruhan di satu semester, kamu tinggal kalikan nilai mutu dengan SKS tiap mata kuliah, lalu jumlahkan semuanya dan bagi dengan total SKS yang kamu ambil. Dari situlah nanti muncul IPS kamu. Intinya, setiap komponen di atas saling terkait banget!
Baca Juga: Mengenal Beban Studi di Kuliah: Komponen, Jumlah, & Tipsnya
Sistem Penilaian Perguruan Tinggi dan Contohnya
Sumber: Freepik
Supaya kamu nggak bingung saat lihat nilai di transkrip, penting banget untuk tahu gimana sistem penilaian di kampus berjalan. Nilai dari A sampai E itu punya arti dan bobot masing-masing yang berpengaruh ke IP kamu.
Sekarang, waktunya kita coba kupas cara menghitung nilai akhir dengan contoh yang gampang dipahami!
Bobot Penilaian
Sebelum kita bahas nilai per huruf, kamu harus paham kalau nilai akhir di tiap mata kuliah biasanya merupakan gabungan dari beberapa komponen, seperti tugas, ujian tengah semester, ujian akhir, dan kehadiran.
Setiap komponen memiliki bobot yang bervariasi sesuai dengan aturan dosen masing-masing. Berikut ini penjelasan tentang bobot setiap nilai supaya kamu lebih mengerti cara sistem penilaiannya berjalan.
- Nilai A – Nilai tertinggi yang biasanya punya bobot 4.0. Dapat A berarti kamu menunjukkan pemahaman materi dan performa yang sangat bagus selama semester.
- Nilai B – Bobotnya biasanya 3.0. Nilai ini menunjukkan kamu cukup paham materi dan memenuhi standar akademik dengan baik.
- Nilai C – Dengan bobot 2.0, nilai C mengindikasikan performa yang standar dan masih cukup untuk lulus.
- Nilai D – Nilai ini memiliki bobot 1.0. Nilai D berarti kamu hampir tidak memenuhi standar dan disarankan untuk memperbaiki di semester berikutnya.
- Nilai E – Ini nilai terendah, biasanya bobotnya 0.0. Artinya, kamu belum lulus mata kuliah tersebut dan harus mengulang.
Contoh Perhitungan Nilai Akhir
Misalnya, sebuah mata kuliah memiliki komponen penilaian sebagai berikut:
- Ujian Akhir: 40%
- Tugas: 30%
- Kehadiran: 30%
Kalau kamu mendapat nilai:
- Ujian Akhir = 80
- Tugas = 90
- Kehadiran = 100
Maka, nilai akhir dihitung seperti ini: (80 x 40%) + (90 x 30%) + (100 x 30%) = 32 + 27 + 30 = 89
Dengan nilai akhir 89, kamu biasanya akan mendapat nilai A tergantung ketentuan kampus dan dosen. Nah, begitulah cara menghitung nilai akhir dari sebuah mata kuliah.
Cara Menghitung IPS dan IPK
Setelah kamu paham soal bobot nilai tiap mata kuliah, sekarang saatnya belajar gimana cara menghitung IPS dan IPK. Intinya, kedua nilai ini penting banget buat tahu performa akademik kamu selama kuliah.
Cara Menghitung IPS
IPS dihitung dengan menjumlahkan nilai mutu tiap mata kuliah dikalikan SKS-nya, lalu dibagi total SKS yang kamu ambil di semester tersebut. Kamu bisa bayangkan punya nilai seperti berikut ini:
Berdasarkan nilai ini, kamu bisa menghitung dengan menggunakan rumus ini:
Total Nilai Mutu = 12 + 6 + 6 = 24
Total SKS = 3 + 2 + 3 = 8
Jadi, IPS = 24 ÷ 8 = 3,0
Cara Menghitung IPK
IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) adalah rata-rata dari seluruh IPS selama masa kuliah. Cara menghitungnya mirip, tapi mencakup semua semester.
Contoh perhitungannya kamu bisa lihat di bawah ini:
Semester 1: IPS = 3,0 (dengan total SKS 20)
Semester 2: IPS = 3,5 (dengan total SKS 22)
Total nilai mutu keseluruhan = (3,0 x 20) + (3,5 x 22) = 60 + 77 = 137
Total SKS keseluruhan = 20 + 22 = 42
Jadi, IPK = 137 ÷ 42 ≈ 3,26
Mudah, kan? Dengan begini, kamu bisa pantau terus nilai kamu dan atur strategi belajar biar tetap on track!
Baca Juga: Apa Itu Cumlaude, Syarat dan Cara Meraihnya
Pengaruh IPK terhadap Jumlah SKS
Setelah tahu cara menghitung IPK, kamu juga perlu paham kalau angka ini bukan cuma jadi nilai selama kuliah, tapi juga punya pengaruh besar ke jumlah SKS yang bisa kamu ambil di semester berikutnya.
Biasanya, kampus punya aturan tertentu soal ini. Semakin tinggi IPK kamu, makin banyak SKS yang boleh diambil. Misalnya:
Sudah Paham Sistem Nilai di Perkuliahan? Saatnya Daftar Cakrawala University!
Setelah membaca penjelasan di atas, kamu pasti sudah lebih paham soal nilai A, B, C, D, dan E, dalam kuliah. Semua ini penting supaya kamu bisa lebih siap menghadapi sistem penilaian kampus yang tentunya jauh berbeda dibanding saat sekolah.
Nah, kalau kamu mau kuliah di tempat yang sistem pendidikannya jelas, Cakrawala University bisa jadi pilihan yang pas!
Di sini, ada Program 1 Tahun Fokus yang bikin kamu belajar teori selama 3 tahun + 1 tahun magang atau proyek bersama perusahaan mitra.
Kurikulumnya juga sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri dan bisa belajar langsung dengan dosen praktisi berpengalaman.
Ditambah lagi, Cakrawala University menghadirkan Program Penyaluran Kerja dengan 840+ mitra yang membuat peluang kerja setelah lulus makin terbuka lebar.
Jangan sampai lewatkan kesempatan ini! Daftar Cakrawala University atau lakukan konsultasi di sini.